Dia membeberkan, Jokowi teleh punya pengalaman wali kota, gubernur, presiden. Maruarar juga menilai hubungan Jokowi dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto juga sangat baik.
Demikian juga dengan partai, dengan masyarakat. Menurutnya, orang yang paling pantas Jokowi. Dia beralasan dengan Jokowi menjadi anggota DPA, maka akan bisa memberikan pertimbangan. Dia menolak bila jabatan tersebut disebut untuk mengawasi pemerintahan yang akan datang.
Dengan gambaran seperti ini, hadirnya kembali DPA tersebut tampak bukan untuk kebutuhan ketatanegaraan, tetapi untuk mengadopsi kepentingan pihak tertentu, dugaannya untuk Jokowi. Hal ini tidak sehat untuk demokrasi dan bernegara, karena kepentingan politik elit saja yang diutamakan. (**)