"Jadi ada yang ikut dengan kita, dia yang nyupirin. Nah dia gak langsung ke kantor polisi, tapi muter-muter dulu," ucapnya.
Setibanya di depan Polres Tangerang Selatan, komplotan tersebut justru tidak langsung masuk ke kantor. Namun hanya parkir di depan kantor Polres Tangerang Selatan.
"Saya nanya dong, ‘kenapa gak langsung dibawa ke kantor', Terus dia jawab 'katanya kamu mau damai'," katanya.
Polisi gadungan itu meminta sejumlah uang sebesar Rp7 juta. Namun, korban tidak memiliki uang sebanyak itu, karena hanya memiliki Rp 900 ribu.
"Kita ke mesin ATM BRI, lalu aku berikan. Saya kasih 2 cicin dan kalung emas. Lalu kita tukeran nomor, karena aku ingin tebus cicin emas yang diberikan kepada pelaku," ungkapnya.
Namun, keesokan harinya, korban berusaha menghubungi polisi gadungan tersebut. Namun, nomor yang diberikan kepada korban sudah tidak bisa dihubungi lagi.
"Kita mau lapor bingung, soalnya, bukti-bukti engga ada. Dia terima uangnya hanya cash. kita mau rekam dan foto, handpone kita direbut saat diintrograsi. Jadi mereka seperti sudah terbiasa. Sudah terlatih," pungkasnya. (Veronica Prasetio)
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI