“Saya sampaikan kepada pimpinan Komisi III. Pertama itu saya minta agar biar jelas perkara ini, panggil Kapolri. Duduk perkaranya jadi jelas. Bukan berarti saya minta agar ini intervensi. Sebab saya lihat ini dalam perkara ini banyak kejanggalan, banyak sekali kejanggalan,” beber Marwan Iswandi ketika audiensi bersama Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman pada Selasa 4 Juni 2024 lalu.
Dirinya mendesak Kapolri untuk mengeluarkan SP3 pada kasus Pegi Setiawan. “Saya imbau kepada Polri, terutama Kapolri, kalau memang unsurnya nggak terpenuhi, lebih baik kita kesatria aja lah. Kita SP3. Saya akan berjuang,” tegas Marwan saat itu.
Kini setelah bebas dari sel Polda Jabar. Pegi Setiawan dan juga tim kuasa hukumnya itu pun tengah bersiap melakukan gugatan terhadap Polda Jabar.
Gugatan berupa ganti rugi dan juga immaterial hingga Rp4 miliar imbas ditetapkan dan ditahannya Pegi Setiawan dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada tahun 2016.
Salah seorang Tim Kuasa hukum Pegi Setiawan, Tony RM menegaskan pihaknya berencana menyiapkan perlawanan baru ke Polda Jabar. Dia akan menggugat kepolisian setelah permohonan kompensasi ganti ruginya tak dikabulkan pengadilan.
"Amar (putusan) yang belum ada itu mengenai ganti kerugian. Nah mengenai ganti kerugian ini, karena Pegi selama ditahan kehilangan penghasilan, kehilangan pekerjaan kita akan ajukan gugatan," tegas Tony kepada wartawan di Bandung, Selasa 9 Juli 2024.
Tony menegaskan kliennya itu pantas mendapatkan ganti rugi karena kasus yang menimpanya itu membuat dirinya harus kehilangan pekerjaannya selama ini.
"Meskipun sebagai kuli bangunan, dia berpenghasilan untuk membantu kedua adiknya sekolah. Kami nanti berdiskusi dengan tim penasihat hukum berencana akan mengajukan gugatan ganti kerugian," terang Tony.
Jumlah gugatan untuk ganti kerugian ditaksir Tony berjumlah Rp180 juta. Nominal tersebut disesuai dengan kerugian yang dialaminya berupa motor yang tak dikembalikan polisi sejak 2016, kemudian penghasilan sebagai kuli bangunan sekitar 3 bulan.
"Ada loh sepeda motor yang disita sejak 2016 sampai 2024 itu 8 tahun. Bisa saja kami menggugat Polda Jawa Barat itu sepeda motor suruh bayar biaya sewanya per hari, bayar sewanya 1 hari Rp 30 ribu saja, berarti 2 motor Rp 60 ribu kali 365 hari kali 8 tahun, kurang lebih Rp l165 juta. Ditambah tadi misalnya penghasilan setiap bulan Rp5 juta kuli bangunan, kali 3 bulan sama dengan Rp15 juta. Kurang lebih Rp180 jutaan-lah, itu materil," terangnya.
Tidak hanya kerugian materil yang mereka gugat, mereka pun akan mengajukan gugatan immaterial. Gugatan immaterial itu dikatakan Tony, berkaitan dengan kondisi psikologis Pegi yang telah ditetapkan menjadi tersangka lalu ditahan di Polda Jabar selama beberapa bulan.
"Itu membuat Pegi Setiawan malu, keluarganya juga malu, itu akan kami gugat juga immaterilnya. Immaterilnya tentu tidak terhingga nanti, bisa Rp 1 miliar, Rp 2 miliar, Rp 3 miliar, Rp 4 miliar, nanti kita bicarakan yang paling rasional nanti," tegasnya.