Ridwan Kamil tak Izinkan Istri Maju Cawalkot Bandung 2024 Meski Peluang Menang Besar, Ini Alasannya

Rabu 03 Jul 2024, 21:27 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga Gubernur Jawa Barat 2018-2023, Ridwan Kamil. (sumber: tangkapan layar youtube/Pandji Pragiwaksono)

Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga Gubernur Jawa Barat 2018-2023, Ridwan Kamil. (sumber: tangkapan layar youtube/Pandji Pragiwaksono)

POSKOTA.CO.ID - Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 Ridwan Kamil memberikan pandangan soal dinasti politik di Indonesia. Dia menyinggung soal potensi besar istrinya, Atalia Praratya, untuk maju di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2024.

"Jadi pas survei Pilwalkot Bandung, (istri saya) rangking 1, ji. Padahal kita gak wara-wiri. Saya bilang, gak usahlah," tuturnya saat berbicara di kanal youtube Pandji Pragiwaksono berjudul SKAKMAT RIDWAN KAMIL, dikutip pada Rabu, 3 Juli 2024.

Penjelasan Ridwan Kamil tersebut disampaikan saat Pandji membahas soal dinasti politik. Kemudian Ridwan Kamil memberikan pandangan soal dinasti politik dengan mengambil contoh pada dirinya.

Atalia dalam survei terbaru menjelang Pilwalkot Bandung 2024 mendapatkan popularitas dan elektabilitas tertinggi dibandingkan nama-nama lainnya.

Namun Ridwan Kamil tidak ingin istrinya mengambil kesempatan besar menjadi wali kota Bandung ketika dia menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.

Sebab jika kemudian istrinya terpilih, dan Ridwan Kamil terpilih kembali jadi Gubernur Jawa Barat, maka proses pembahasan kebijakan seperti anggaran akan dilakukan di kamar. Menurut Kang Emil, sapaan akrabnya, hal itu tidak pantas.

"Kayaknya gimana ya saya Gubernur Jabar tiba-tiba istri saya karena survei bagus diambil opportunity-nya. Terus jadi wali kota Bandung, berarti kan ngebahas anggaran di kamar ya, gak elok kan. Maka per hari ini, ji, saya tidak mengizinkan oppurtunity besar itu diambil istri saya, karena gak elok," tuturnya.

Menurut Ridwan Kamil, dinasti politik memiliki irisan antara bisa secara aturan hukum dan kepantasan. Dua hal ini beda tipis dan tergantung bagaimana orang menafsirnya.

"Saya menafsir istri saya bisa jadi wali kota Bandung dan saya jadi Gubernur Jabar bisa. Tapi dari sisi value pantas kayaknya gak elok gitu," kata Kang Emil, yang saat ini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Golkar.

Ridwan Kamil juga menyampaikan, value dalam berpolitik praktis memang subjektif. Namun di Golkar sendiri, dia telah mengingatkan bahwa dalam politik praktis, value kemenangan itu melebihi segalanya.

Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI

Berita Terkait
News Update