"Jadi jumlah sudah 12 tahun di Indonesia," ucapnya.
Sejak 2013 Amin sudah menetap Indonesia usai kabur lantaran berada di negara konflik di perbatasan Bangladesh.
Saat ini ibu Amin masih berada di Bangladesh, ssmentara sang ayah sudah tewas tertembak.
"Saya di negara parah (kondisi tidak aman), dibunuh habis-habis bangsa saya, itu kasih bom malam, bakar-bakar rumah," kata Amin yang masih kental dengan bahasa Myanmar.
Selama tinggal di Indonesia, Amin mengaku mendapat bantuan dari masyarakat untuk makan dan minum.
Kedatangan Amin ke Jakarta bersama puluhan pengungsi lainnya untuk meminta hak dan keadilan.
Amin sendiri meminta agar dirinya dikembalikan ke negara asalnya, yakni Myanmar.
"Kedua kasih negara K3, nomor tiga kasih warga negara Indonesia. Kalau bisa pertama kembali ke negara saya, saya mau," harapnya.
"Kalau di sana juga tidak bisa, saya kan juga manusia, saya butuh hak saya, kasih warga negara Indonesia saya mau minta sama pemerintah," tambah Amin.
Ia berharap pemerintah dapat membantu ia dan puluhan pengungsi lain yang saat ini masih bertahan di tenda.
Di lokasi tampa pengungsi tinggal seadanya di tenda buatan mereka sendiri itu. Terpal dan peralatan mendirikan tenda ia minta dari warga.
Dengan bermodalkan tenda itu, puluhan pengungsi bertahan sambil menunggu kepastian. (Pandi)