“Di dua menit awal itu ada kemungkinan memperpanjang hidup sang atlet untuk dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani penanganan lebih lanjut,” papar Tirta.
Lebih lanjut, Tirta juga menyebutkan bahwa risiko mengalami kelainan elektrik pada jantung ini bisa dialami siapapun bahkan atlet sekalipun.
“Pada akhirnya olahraga apapun yang kompetitif, melibatkan adrenalin, ada trofi, ada menang atau kalah itu sangat berisiko bahkan untuk orang yang terlatih sekalipun,” ucapnya.
“Risikonya itu tidak jauh dari jantung, karena jantunglah yang menyuplai darah ke seluruh tubuh. Atlet saja berisiko padahal beliau terlatih, apalagi kita yang orang biasa. Sehingga pesan saya kalau olahraga sebagai enthusiast, lakukan sesuai program dan jangan push the limit,” tandasnya.
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI