Kopi Pagi Harmoko: Menyiapkan SDM Berintegritas

Kamis 27 Jun 2024, 07:57 WIB
Kopi Pagi Harmoko. (Poskota.co.id)

Kopi Pagi Harmoko. (Poskota.co.id)

“.., integritas menyangkut moral, maka upaya yang dilakukan tidak hanya melalui dunia pendidikan formal. Pendidikan budi pekerti dan mental spiritual, yang di dalamnya terdapat etika dan norma, menjadi sebuah pembelajaran dimulai dari lingkup terkecil, yakni keluarga.”

-Harmoko-

Kemajuan suatu negara tergantung kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Cukup beralasan, jika program yang terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan serta kesehatan masyarakat menjadi prioritas.

Dengan SDM yang berkualitas, selain akan memperkuat daya saing negeri kita di panggung dunia, juga bisa meningkatkan produktivitas dalam negeri.

Di negara mana pun, kontribusi dari produktivitas menjadi penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi tinggi sebagai upaya memajukan perekonomian. Karenanya wajib dan harus ditingkatkan, di antaranya melalui peningkatan kualitas SDM. Itulah sebabnya investasi SDM menjadi penting, selain, tentunya perlu adanya dukungan perbaikan investasi, pertumbuhan manufaktur, pertanian, dan sektor lainnya.

Upaya meningkatkan kualitas SDM tidak bisa ditawar-tawar lagi, lebih-lebih pada era kini untuk menyiapkan generasi emas 2045. Namun indeks SDM negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand masih di atas kita.

Tak perlu risau, sekiranya dalam pengembangan SDM perlu belajar dari negara lain seperti Korea Selatan dan Taiwan yang secara konsisten melakukan investasi pada kualitas SDM. Hasilnya teruji, karena mampu meningkatkan produktivitas sehingga dapat terlepas dari jebakan negara berpendapatan menengah (Middle-Income Trap/MIT).

Lantas bagaimana dengan negara kita? Jawabannya investasi pada kualitas SDM adalah wajib dan penting menjadi prioritas pada era sekarang, dan secara konsisten pada era mendatang jika hendak mencapai visi Indonesia Emas.

Investasi kualitas SDM bukan hanya meningkatkan kelulusan pendidikan tinggi saja, meski pendidikan tinggi itu penting untuk membentuk SDM mumpuni sesuai kebutuhan pasar kerja.

Meski penting karena dapat mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang, angka warga Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi masih di bawah 10 persen.

Dalam upaya peningkatan produktivitas, bukan pula dengan sebatas meningkatkan keterampilan pekerja dalam menggunakan teknologi, barang modal, peralatan dan lain-lain.

Berita Terkait
News Update