Kopi Pagi Harmoko: Dicari Sosok Peduli

Senin 24 Jun 2024, 07:55 WIB

Pesan berikutnya, yakni berilah pakaian kepada orang yang telanjang, bukan sebatas memberi sandang kepada mereka yang tidak bisa membeli pakaian. Telanjang bisa diartikan tidak memiliki rasa malu, jauh dari etika dan moral.

Tidak sedikit yang sudah tahu persis bahwa korupsi itu melanggar hukum dan menyengsarakan rakyat, menerima gratifikasi itu dilarang, namun tetap saja dilakukan karena rasa malu sepertinya sudah hilang.

Jauh dari etika dan moralitas, karena dengan sengaja menyalahgunakan jabatan dan kekuasaannya demi kepentingan dirinya dan keluarganya.

Kita tahu, nilai-nilai moral dimaksud, di antaranya menjauhkan diri dari ucapan dan perbuatan yang cenderung mau menang sendiri, jauh dari pemaksaan, bukan malah memaksakan kehendaknya.

Inilah moral bangsa Indonesia yang hendaknya teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam dunia maya, lebih  lebih alam nyata, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom Kopi Pagi di media ini.

Dengan bermoral akan tercipta keharmonisan dalam hubungan sosial kemasyarakatan. Tak ada intrik dan konflik, tiada lagi prasangka dan curiga, yang ada hanyalah adab kebaikan dan keluhuran budi sebagaimana tercermin lewat ucapan dan perbuatan

Pesan selanjutnya soal berilah payung kepada orang yang kehujanan bermakna memberi perlindungan. Jika ia seorang pemimpin bagaimana secara konsisten melindungi warganya, rakyatnya. Melindungi dalam arti secara keseluruhan, terhadap hak-hak sosialnya, ekonominya dan politiknya.

Keempat pesan Sunan Bonang dan Sunan Drajat memang dicetuskan di eranya, tetapi diyakini masih tetap aktual, dan hendaknya diaktualisasikan di era kini, menyongsong digelarnya pilkada serentak di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota.

Kita berharap pilkada serentak akan melahirkan kepala daerah yang peduli dan melindungi rakyatnya, bukan memanfaatkan rakyatnya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya, koleganya dan kerabatnya.

Jangan ketika menjadi kandidat rajin menyambangi masyarakat, begitu terpilih menjadi pejabat, melupakannya lantas meninggalkannya.

Kita dapat mengidentifikasi mana calon pemimpin yang benar-benar peduli dan melindungi, atau sebatas mencari simpati. (Azisoko)

Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI

Berita Terkait
News Update