JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Jika kamu termasuk penyuka makanan dengan cita rasa unik, pasti kamu akan jatuh cinta dengan jengkol.
Memiliki rasa yang nikmat namun terasa bau bagi yang kurang menyukainya, jengkol merupakan salah satu makanan unik yang ada di Indonesia.
Selain karena keunikannya, kamu juga bisa mengolah jengkol menjadi bermacam-macam sajian. Ada yang hanya digoreng, dijadikan semur, gulai, hingga balado.
Rasa jengkol yang legit dan cara mengolahnya yang khas, membuat makanan satu ini memiliki daya tarik tersendiri bagi sebagian orang yang menyukainya.
Jengkol sendiri sebenarnya termasuk kelompok sayur-sayuran. Jengkol yang dikonsumsi tersebut merupakan biji dari tanaman jengkol.
Namun ada anggapan yang menyatakan bahwa mengkonsumsi jengkol berlebihan bisa menyebabkan 'kejengkolan' atau penyakit tertentu, hingga mengganggu kesehatan ginjal, benarkah?
Jengkol sendiri memiliki kandungan berbagai sumber gizi penting untuk tubuh, yaitu karbohidrat, protein nabati, vitamin A, vitamin D, kalsium, besi dan fosfor termasuk serat.
Tetapi selain unsur nutrisi tersebut, jengkol juga mengandung asam jengkolat yakni sejenis asam amino yang mengandung sulfur.
Jengkol memang memberikan manfaat baik bagi kesehatan. Namun, kamu disarankan untuk tetap konsumsi jengkol secukupnya.
Pasalnya, jengkol secara alami mengandung asam jengkolat yang apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak berpotensi memicu gangguan pada ginjal atau saluran kemih.
Asam jengkolat pada jengkol ini mirip seperti asam urat yang dapat menyebabkan pembentukan kristal tajam di ginjal atau saluran kemih.
Dan keracunan jengkol atau disebut juga kejengkolan bahkan merupakan salah satu penyebab gagal ginjal yang umum terjadi.
Biasanya, orang yang mengalami kejengkolan menunjukkan gejala yang mirip dengan penderita batu ginjal dan batu kandung kemih.
Misalnya mengalami nyeri saat buang air kecil, urine berdarah, mual, muntah, nyeri di pinggang, atau bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.
Sebagai pertolongan pertama kejengkolan, kamu bisa minum air putih yang banyak agar kandungan asam jengkolat dapat keluar bersamaan dengan urine.
Karenanya, untuk meminimalkan bahaya keracunan asam jengkolat, jengkol perlu diolah dengan benar.
Sebelum mengonsumsi jengkol, sebaiknya rebus jengkol dulu hingga bau menyengatnya hilang.
Selain meluruhkan asam jengkolat, cara ini juga dapat mengurangi bau menyengat dari jengkol.
Setelah makan jengkol, kamu mungkin juga dapat langsung gosok gigi untuk mencegah bau mulut.
Jika setelah mengonsumsi jengkol kamu mengalami nyeri perut, nyeri pinggang, mual, muntah, sakit saat buang air kecil, atau urine berdarah, segera periksakan diri ke dokter.