Namun saat Poskota mencoba konfirmasi baik melalui sambungan telepon hingga mengirim pesan singkat WhatsApp, tidak ada respons sama sekali dari keduanya.
Prosedur konfirmasi dilakukan Poskota berulang kali. Bahkan, status kiriman pesan singkat WhatsApp sempat terkirim untuk pertama kalinya. Namun pesan kedua tiba-tiba statusnya tidak terkirim. Hal serupa juga terjadi saat Poskota mencoba menghubungi Bupati Bandung.
Pungli Tanda Kemunduran Tata Kelola Pemerintahan
Pengamat ilmu pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad) Asep Sumaryana mengatakan tindakan pungli di instansi pemerintahan merupakan sebuah kemunduran dalam terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Padahal, kata dia, kehadiran pemerintah dalam hal ini Pemkab Bandung bertugas memberikan pelayanan publik secara maksimal.
"Pungli itu melekat dengan tata kelola sehingga dengan tata kelola yang ada (buruk) ada celah untuk orang memainkan sim salabim, sehingga terjadilah pungli," kata Asep, Jumat, 14 Juni 2024.
Menurutnya, pungli dianggap hal yang wajar dan biasa saja ketika tidak ada upaya perbaikan sistem dalam pemerintahan. Ketika sistem tidak berfungsi, anomali akan banyak terjadi, salah satunya tindakan pungli baik itu dari atasan ke bawahan atau dari abdi negara ke masyarakat umum.
Asep mengatakan yang harus dilakukan untuk memberantas pungli adalah menegakkan regulasi. Dalam hal ini, bupati dan anak buahnya harus bisa menjadi contoh yang baik dalam menjalankan regulasi untuk stop pungli.
"Yang dilakukan itu berangkat dari, pertama kebijakan dulu, karena, kan, elemen pemerintah itu bertindak dan melakukan tugasnya berdasarkan kebijakan yang ada. Terus harus ada contoh atau teladan dari pihak-pihak terkait," katanya.
Pemaksaan untuk Kurban Tidak Tepat
Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftahul Huda menjelaskan, hukum ibadah kurban adalah sunnah muakkadah yaitu sunnah yang sangat dianjurkan.
Dalam satu riwayat, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapa yang mempunyai keluasan rezeki yang lapang dan tidak berkurban, maka dilarang untuk mendekati tempat sholat Idul Adha."
"Mengapa kita perlu berkurban? Pertama adalah sebagai bentuk kepatuhan dan rasa syukur kepada Allah atas apa yang kita miliki," terangnya, kepada Poskota, Jumat, 14 Juni 2024.
Kedua, menjadi saksi amal kebaikan di akhirat, sebagaimana riwayat dari Aisyah RA, sebagai berikut:
"Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan manusia pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya. (HR. At-Tirmidzi)