Kartu Prakerja Jadi Solusi Atasi 10 Juta Gen Z yang Menganggur, Pemerintah: Pelatihan Sesuai Kebutuhan Pasar

Kamis 13 Jun 2024, 09:50 WIB
Program Kartu Prakerja dianggap dapat menjadi solusi atasi banyaknya Gen Z yang menganggur. (Poskota/Ashley Kaesang)

Program Kartu Prakerja dianggap dapat menjadi solusi atasi banyaknya Gen Z yang menganggur. (Poskota/Ashley Kaesang)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pemerintah Indonesia merespons laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang mengungkapkan adanya 10 juta generasi Z yang menganggur.

Gen Z sendiri merupakan warga berusia 15-24 tahun. Menurut data tersebut, kebanyak mereka saat ini tidak sedang menempuh pendidikan, tidak bekerja, dan tidak menjalani pelatihan.

Merespons hal tersebut, Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian Chairul Saleh memberikan pernyataannya.

Dia menyampaikan bahwa salah satu solusi untuk menyerap Gen Z yang menganggur tersebut dengan melalui program lifelong learning, seperti Kartu Prakerja.

Diungkapkan dalam media briefing di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/6/2024), Chairul menyatakan bahwa angkatan produktif bisa menggunakan program Karti Prakerja.

"Program lifelong learning ini memang untuk menyerap lulusan-lulusan yang belum bekerja, terutama angkatan kerja produktif. Semangat dari Kartu Prakerja untuk bisa menjangkau itu," ungkapnya.

Menurutnya, program Kartu Prakerja dapat memfasilitasi kebutuhan tenaga kerja. Yakni dengan menghadirkan berbagai macam pelatihan yang menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja terkini.

"Program ini dikoordinasikan langsung oleh Kemenko Perekonomian secara digital on demand service dan semuanya secara transparan. APBN dari menteri keuangan langsung disalurkan ke e-wallet penerima manfaat," terangnya.

Beradasarkan data dari BPS, terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia 15 sampai 24 tahun yang tidak bekerja dan tidak sedang sekolah (not in employment, education, and training/NEET) pada 2023.

Sekilas Program Kartu Prakerja

Program Kartu Prakerja yang diluncurkan Presiden Joko Widodo sejak 2020 hingga 2023 ini telah menyerap 17,5 juta orang.

84% dari peserta mengikuti program Kartu Prakerja karena ingin meningkatkan keterampilan. Program pelatihan terfavorit peserta adalah pelatihan bidang pemasaran.

Kemudian ada juga pelatihan talent acquisition atau HR, lalu administrasi dan tata usaha, perawatan mesin dan elektronik, desain grafis, hingga IT.

Program Kartu Prakerja ini dianggap sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia bila melihat angkat NEET yang tinggi. Selain itu, Indonesia kata dia juga akan menghadapi puncak bonus demografi pada 2030.

Oleh karena itu, jika Gen Z tidak bisa mendapatkan pelatihan atau peningkatan keterampilan, maka akan semakin kesulitan untuk masuk ke dunia kerja.

Di samping Kartu Prakerja, pemerintah melalui Kemenko Perekonomian dan Kementerian Ketenagakerjaan juga saat ini sedang menggandeng para pelaku usaha industri

Mereka diajak untuk bersama-sama memetakan kebutuhan pasar kerja selama 10 ke depan. Hal ini dilakukan agar pelaku industri mengetahui arah transformasi bisnisnya ke depan.

“Itu yang menjadi krusial menurut kami, dan perlu dilakukan oleh pemerintah dengan pelaku industri untuk bisa melihat pasar kerja 5 sampai 10 tahun ke depan akan seperti apa," tandasnya.

Berita Terkait

News Update