"Jadi 14 orang yang telah membunuh kurang lebih masih estimasi angka pastinya belum pasti ada 26 Badak. Ada dua kelompok yang memimpin perburuan Badak, kelompok berinisial SN yang saat ini kasusnya telah dipersidangkan dan divonis. Kedua kelompok yang dipimpin SA," terangnya.
Menurut, dari hasil pemeriksaan kepolisian kelompok Sunendi mengaku telah membunuh 26 badak cula satu yang dilakukan sejak 2021, dan kelompok Suhar telah membunuh 4 ekor badak di Kawasan TNUK.
"Satu kelompok jaringan sampai ke penadahnya (pemimpin pemburuan Badak dan penadah telah ditangkap-red). Satu kelompok lagi, kita sedang upaya melakukan penangkapan ke penadahnya," ujarnya.
Abdul Karim menegaskan Badak Jawa di Kawasan TNUK perlu dilakukan perlakuan khusus. Bahkan pihaknya telah menerjunkan puluhan anggota Brimob Polda Banten, untuk menjaga wilayah kasawan agar tidak dimasuki pemburu liar.
"Ujung Kulon ini sejak jaman Belanda, melalui Perhimpunan The Netherlands Indies Society for The Protectin of Nature, Semenanjung Ujung Kulon dan P. Panaitan ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai Kawasan Suaka Alam melalui SK Pemerintah Hindia Belanda Nomor : 60 tahun 1921," tegasnya.
Dirreskrimum Polda Banten Kombes Yudhis Wibisana mengatakan ke 14 tersangka perburuan Badak Cula Satu itu memiliki peran masing-masing. Dari belasan tersangka itu, satu tersangka yaitu Sunendi telah divonis 12 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Pandeglang.
"Rata-rata peranannya yaitu membawa perbekalan menembak memotong cula seperti itu. Sama yang menjual hanya saudara SN yang sudah divonis," katanya.
Yudhis mengungkapkan harga cula badak di pasar gelap bernilai fantastis, sehingga kepolisian menduga ada permintaan dari pihak-pihak yang mencari keuntungan.
Meski begitu, dirinya enggan menyebutkan nilai atau harga cula badak kepada publik, karena khawatir akan ada pelaku perburuan baru di Kawasan TNUK.
"Kita nanti mau melakukan pengembangan ke penadah. Karena kalau tidak ada permintaan, saya yakin dari masyarakat juga tidak melakukan perburuan kalau nilainya tidak signifikan dan begitu menggiurkan," ungkapnya. (Rahmat Haryono)
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI