JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Serangan tanpa henti Israel terus berlanjut ke kamp pengungsi Nuseirat ysng dimulai pada Kamis (6/6/2024) malam.
Israel menargetkan stasiun pompa air di sana, hingga Wali Kota Nuseirat, Iyad al-Maghari ikut meninggal dunia. Serangan itu dilakukan pukul 22.30 waktu setempat.
Serangan Israel terhadap kamp pengungsi Nuseirat telah menimbulkan kemarahan dunia. Bahkan, Uni Eropa menyebutnya sebagai pembantaian.
Serangan Israel terbaru di Jalur Gaza ini telah menewaskan 283 orang dan melukai 814 orang dalam 24 jam terakhir saja, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Melansir Al Jazeera, para dokter menggambarkan kejadian di dalam Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza tengah sebagai pertumpahan darah total.
Selain itu, seorang petugas medis mengatakan bahwa bagian dalam rumah sakit terlihat seperti ‘rumah jagal’.
Doctors Without Borders (MSF) mengatakan rumah sakit Al-Aqsa dan Nasser ikut kewalahan.
Israel mengatakan, penyebab serangan itu karena mereka menyelamatkan empat tawanan yang ditahan. Seorang petugas Israel ikut tewas dalam serangan mematikan itu.
Mereka tetap menyerang kamp pengungsi di tengah kritik yang diberikan kepada Israel, ini karena banyaknya korban sipil.
Juru bicara militer Hamas mengatakan, Israel juga membunuh tawanan dalam operasi Nuseirat, tanpa merinci keadaan atau berapa banyak orang yang terbunuh.
Setidaknya 37.084 orang meninggal dunia dan 84.494 orang terluka dalam agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Revisi jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan di Jalur Gaza.
Daftar korban terbaru ini menjadikan total korban tewas di Gaza sejak 7 Oktober menjadi 37.084 orang yang meninggal dunia, dan 84.494 luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Pakar: Israel Tidak Peduli dengan Hukum Internasional
Saat wawancara dengan Al Jazeera, Saul Takahashi, mantan wakil kepala kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia di Palestina mengatakan posisi Israel saat ini.
“Klaim bahwa serangan Israel terhadap kamp Nuseirat dapat dibenarkan sama sekali mengabaikan hukum internasional,” terangnya.
“Israel telah berkali-kali menunjukkan bahwa mereka tidak peduli dengan hukum internasional dan kemanusiaan,” tambahnya.
Menurutnya, meskipun dalam kondisi perang, ada standar proporsionalitas yang jelas. Dan hilangnya nyawa dan benda-benda sipil dalam bentuk apa pun harus proporsional.
“Dan cukup jelas bahwa serangan terhadap kamp pengungi Nuseirat ini tidak proporsional. Ini adalah sesuatu yang telah kita lihat berulang kali. Bukan hanya sejak Oktober lalu tapi hampir di setiap serangan yang dilakukan Israel di Gaza,” tandasnya.
Saul Takahashi menjelaskan, jika PM Israel Benjamin Netanyahu memang peduli dengan para sandera, dia harus melakukan kesepakatan gencatan senjata dan segera melakukan negosiasi.
“Mereka telah berhasil menyelamatkan segelintir tawanan melalui kekuatan militer, namun mereka telah membunuh beberapa orang dalam perjalanannya,” terangnya.
Karenanya, dia mengkritisi cara Israel dalam membebaskan para tawanan, karena dianggap terlalu bar-bar karena membiarkan jatuhnya banyak korban dari warga sipil.
“Masih banyak lagi tawanan yang dibebaskan melalui cara diplomatik. Itulah yang sebenarnya harus terjadi. Tidak mungkin menangkap semua tawanan dengan cara seperti ini (secara militer)," tegasnya.