Pemerintah Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 17 Juni 2024

Sabtu 08 Jun 2024, 06:33 WIB
Aktivitas petugas Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta saat melakukan pengecekan kesehatan hewan Qurban di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (3/6/2024). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta melakukan pengecekan kesehatan hewan qurban secara rutin menjelang idul Adha atau sebelum diperjualbelikan kepada masyarakat guna menjamin hewan qurban dalam keadaan sehat.Poskota/Ahmad Tri Hawaari

Aktivitas petugas Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta saat melakukan pengecekan kesehatan hewan Qurban di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (3/6/2024). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta melakukan pengecekan kesehatan hewan qurban secara rutin menjelang idul Adha atau sebelum diperjualbelikan kepada masyarakat guna menjamin hewan qurban dalam keadaan sehat.Poskota/Ahmad Tri Hawaari

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Pemerintah menetapkan 1 Zulhijah 1445 Hijriyah jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024. Dengan ditetapkannya awal Zulhijah ini, maka Hari Raya Iduladha 1445 H jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki mengatakan dalam hasil sidang isbat (penetapan) awal Zulhijjah tahun 1445 Hijriyah, berdasarkan kesepakatan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

"Dari perhitungan hisab posisi wilayah Indonesia masuk kriteria MABIMS, bahwa hari Raya Idul Adha jatuh (pada) Senin, 17 Juni  2024," ujar Dasuki kepada wartawan di gedung Kemenag RI Jakarta Pusat, Jumat, 7 Juni 2024 malam.

Dengan demikian Dasuki berharap dengan hasil sidang isbat ini, seluruh umat Islam di Indonesia dapat merayakan Idul Adha bersama-sama.

"Tapi perlu diketahui oleh seluruh masyarakat, jika di kemudian hari ada perbedaan dalam melaksanakan ibadah yang berkaitan dengan Idul Adha, kami berharap semuanya bisa mengedepankan harmoni dan toleransi serta tidak menonjolkan perbedaan yang ada," imbuhnya.

Ia menjelaskan, keputusan itu didasarkan dari data posisi hilal di seluruh Indonesia, yaitu ketinggian hilal berkisar antara 7° 15,82' hingga 10° 41,09' dan sudut elongasinya 11° 34,83' hingga 13° 14,47’. 
Data ini merupakan hisab yang dihitung secara matematis-astronomis yang telah dihimpun oleh Kementerian Agama melalui Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama beberapa waktu lalu. Secara hisab, data hilal pada hari ini telah memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menggunakan kriteria visibilitas hilal MABIMS dalam menentukan awal bulan Kamariah, yang mensyaratkan ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

"Pada hari ini tanggal 7 Juni 2024 yang bertepatan dengan tanggal 29 Zulqadah 1445 Hijriyah, telah masuk laporan dari para petugas rukyat di berbagai daerah di Indonesia yang telah melaksanakan pengamatan hilal, dan tim penerima laporan rukyat di pusat telah mengkonfirmasi bahwa hilal terlihat di beberapa titik. Kementerian Agama telah melaksanakan rukyatul hilal di 114 lokasi di seluruh wilayah Indonesia," jelasnya.

Sidang Isbat Awal Zulhijah 1445 H yang digelar di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag ini dihadiri Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin serta Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad.

Turut hadir pula, perwakilan Mahkamah Agung, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium Jakarta, pakar falak dari ormas-ormas Islam, pimpinan ormas Islam, serta duta besar negara sahabat. (Angga)

Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI

Berita Terkait

News Update