BELAJAR sejarah itu penting karena dapat mengetahui apa yang terjadi di masa lalu sebagai batu pijakan untuk perbaikan masa depan. Karenanya masa lalu penting untuk diketahui, tetapi bukan berarti untuk kembali ke masa lalu.
“Sering dikatakan, kembali ke masa lalu adalah kemunduran karena orang berjalan untuk maju, bukan mundur,” kata Heri mengawali obrolan bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi, usai maksi di warteg langganan.
“Tuhan menciptakan mata kita ada di depan, pertanda kita harus melangkah ke depan, bukan ke belakang,” tambah Yudi.
“Ke depan berarti senantiasa menciptakan kebaikan menuju kemajuan, bukan kemunduran penuh keburukan,” urai mas Bro.
“Tetapi tidak selamanya kembali ke masa lalu adalah buruk. Rujuk misalnya baik demi kepentingan keluarga, masa depan anak-anak,” celetuk Ayu Bahari, pedagang warteg.
“Itu bukan kembali ke masa lalu, tetapi balik ke yang dulu, kembali ke mantan,” kata Heri.
“Apa pun namanya, balik ke yang dulu tak selamanya buruk, jika masa yang lalu lebih baik dari yang dialami sekarang,” urai Ayu.
“Itu namanya kekecualian, tak ubahnya kembali ke mantan, jika membawa kebaikan dan kebahagiaan, kenapa tidak,” kata Heri.
“Tidak hanya soal mantan, mengenai sistem dan hal yang lain, tidak perlu alergi mengadopsi kebaikan masa lalu. Ambil baiknya, buang jeleknya. Itulah makna masa lalu sebagai batu pijakan,” kata mas Bro.
“Terus ke mana arah pembicaraan kita. Apakah karena adanya wacana pemilu dikembalikan seperti masa yang lalu?,” tanya Heri.
“Seperti beredar dalam pemberitaan, sejumlah tokoh , di antaranya Amies Rais setuju, jika sistem pilpres dikembalikan ke MPR, bukan lagi melalui pemilihan langsung yang diberlakukan sejak era reformasi,” kata Yudi.
“Aneh, padahal dulu Amien Rais ,Ketua MPR periode 1999-2004, dikenal sebagai tokoh reformasi yang mengantar pemilu langsung,” kata Heri.
“Kalau pilpres dikembalikan ke MPR berarti kembali ke masa lalu. Nah balik ke masa lalu ini, baik atau buruk?,” tanya Yudi.
“Tentu ada alasannya, banyak pertimbangannya mengapa kembali ke masa lalu.Yang pasti muncul pro dan kontra, utamanya bagi yang punya kepentingan langsung. Tak ubahnya jika balik ke mantan,” kata mas Bro. (Joko Lestari)
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI