Cerita Petani Perempuan di Lore Tengah Tingkatkan Produksi Jagung demi Kesejahteraan Anak

Rabu 05 Jun 2024, 10:32 WIB
Fantri (35), petani Jagung di Desa Doda, Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. (Poskota/Rivera Jesica Souisa)

Fantri (35), petani Jagung di Desa Doda, Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. (Poskota/Rivera Jesica Souisa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui proyek Increasing The Leverage of Inclusive Market Across Indonesia (INCLUSION) membantu meningkatkan produksi jagung para petani rentan di sejumlah desa di Lore Tengah, Kab. Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Proyek tersebut juga bertujuan menyejahterakan anak. 

Fantri (35),salah satu petani perempuan di Desa Doda, Lore Tengah mengaku, jumlah hasil produksi jagung dari kebunnya meningkat setelah menerima pendampingan dari proyek inklusi WVI tersebut pada 2022 lalu.

“Dulu paling tinggi (hasil panen jagung) 3,5 ton dengan lahan lebih dari 1 hektare. Tapi setelah kenal dengan WVI, Alhamdulillah meningkat hasilnya. Kemarin panen dengan benih 6 kilo, saya dapat (jagung) 4,1 ton,” kata Fantri pada Sabtu, 1 Juni 2024.  

Kenalkan Bibit Unggul

Perempuan yang berprofesi sebagai petani kurang lebih selama 15 tahun itu menjelaskan bahwa WVI memberikan pendampingan bertani jagung mulai dari pemilihan bibit, metode menanam, perawatan, hingga cara panen yang baik. 

“Yang diperkenalkan WVI itu bibitnya unggul, cara perawatan, cara menanam dengan cara panen yang baik dan saya sudah buktikan juga,” ujar dia.

“Kalau sekarang saya (tanam benih jagung) pakai jaraknya 80-60, kalau kemarin saya belum tahu jarak tanam bahkan sistem legowo saya tidak tahu sama sekali. Tapi setelah setelah mengenal WVI mereka perkenalkan cara tanam,” lanjutnya.

Hal serupa juga dirasakan oleh petani perempuan lainnya yakni Eta Dewysamentara asal Desa Hanggira, Lore Tengah.

Ia mengatakan hasil panen jagungnya meningkat setelah mengenal metode tanam dan rekomendasi bibit unggul rekomendasi WVI.

Eta menjelaskan, sebelumnya ia menggunakan benih lokal sebesar 3 Kg pada lahan kebun seluas hampir 1 hektar miliknya untuk menghasilkan 500 Kg dalam satu kali panen.

Setelah mengenal WVI, ia mampu panen jagung mencapai 570 Kg hanya melalui 1 Kg benih atau bibit unggul hibrida saja.

“Sejak bertani, kami belum kenal (bibit) hibrida ini, lalu masuk WVI barulan saya kenal. Kalau (bibit) lokal itu tidak terlalu bagus (hasil panennya) dan penjualan agak rewel,” ujar Eta.

Hasil Panen untuk Kesejahteraan Anak

Berita Terkait
News Update