”Sikap saling menghormati, tolong menolong perlu dikedepankan dalam kehidupan di era sekarang ini.Tentu, tolong menolong dalam hal kebaikan, bukan ketidakbaikan. Bukan untuk memonopoli, bukan oligopoli, bukan pula oligarki".
-Harmoko-
Pada masa awal kelahirannya Pancasila adalah ideologi revolusioner, ideologi yang menentang segala bentuk penindasan dan penjajahan. Ideologi perlawanan terhadap segala hal (bentuk) yang bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan. Pancasila juga merupakan ideologi atas cita-cita masyarakat.
Setelah perjuangan melawan penjajahan bangsa asing selesai, Pancasila berfungsi sebagai mercusuar yang menjaga republik, dari kekuatan yang memecah belah dari dalam.
Pancasila adalah pemersatu bangsa, sejak kelahiran republik ini hingga hingga kini, tak perlu disangsikan lagi.
Karena itu penting diingat bahwa kesetiaan pada Pancasila dan NKRI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan hal mutlak. Tak bisa ditawar-tawar dan dikompromikan lagi.
Setiap penolakan untuk setia kepada Pancasila patut diduga merupakan naluri dan keinginan untuk membangun ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila di negeri ini.
Menyongsong peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2024, penting pula adanya kesadaran diri bahwa menjiwai Pancasila itu tidak boleh setengah-setengah, apalagi setengah hati.
Mengingat, kelima silanya terangkum menjadi satu kesatuan nilai. Makna Pancasila itu sendiri telah mengandung spirit ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Inilah jiwa Indonesia itu, jiwa yang akan menggerakkan kita untuk terus berjuang.
Menjadi tantangan aktual bagi kita semua untuk menghidupkan Pancasila dalam jiwa setiap kita, agar tidak hanya menjadi teks mati di atas kertas atau lembaran menempel di dinding. Dan bukan juga semata-mata hafalan anak sekolah dan bagian dari seremonial belaka.
Karenanya, menjiwai Pancasila tak selesai pada peringatan yang digelar setiap tahun dengan upacara bendera dan beragam acara lainnya, yang lebih penting adalah pengamalannya melalui perilaku sebagaimana nilai-nilai luhur yang terkandung di di dalamnya.
Kita mewarisi Pancasila dengan nilai-nilainya sebagai ideologi yang hidup, bukanlah semata-mata slogan, melainkan petunjuk lengkap bagaimana kehidupan sehari-hari harus kita lakukan di negeri ini.
Aksi nyata lebih utama, ketimbang slogan belaka. Itulah yang sangat diperlukan era kini, era transisi menuju pemerintahan baru hasil pemilu 2024.
Para elite politik dan pejabat negeri ini, peserta kontestasi dan pemenang kontestasi pemilu hendaknya memberi teladan untuk senantiasa berkiblat kepada Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa dalam berucap dan bersikap.