Instagram Sembunyikan Serangan Berdarah di Rafah: Dari Larangan Hingga Hapus Konten

Selasa 28 Mei 2024, 17:06 WIB
Instagram Sembunyikan Serangan di Rafah: dari Larangan Hingga Hapus Konten.Ilustrasi Instagram / Canva

Instagram Sembunyikan Serangan di Rafah: dari Larangan Hingga Hapus Konten.Ilustrasi Instagram / Canva

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Ketika pasukan Israel membunuh lebih dari 35 orang di Rafah pada Minggu (26/5/2024) malam, Instagram diam-diam berpihak pada negara Zionis itu.

Instagram terlihat berusaha menyembunyikan pembantaian yang terjadi di lokasi yang ditandai sebagai ‘zona aman’ terakhir bagi pengungsi Palestina di Gaza.

Misalnya yang dialami presenter Turkish Radio and Television (TRT), Nadja Muftic (@nadja_muftic). Akun Instagram-nya masih menampilkan 953 postingan.

Namun ia malah jadi tidak memiliki pengikut dan tidak mengikuti siapa pun setelah memposting konten yang mengkritik serangan terbaru Israel di Rafah.

Pesan adanya kesalahan dana permintaan maaf secara tidak tulus terlihat di bagian bawah layar ponselnya. “Kami minta maaf, tapi ada yang tidak beres. Silakan coba lagi,” kata pesan itu.

Melansir TRT World, Nadja Muftic telah membagikan tangkapan layar lain dengan TRT World, yang menunjukkan bahwa Instagram telah menghapus videonya yang baru-baru ini dibagikan.

“Sepertinya Anda membagikan atau mengirim video yang menunjukkan kekerasan nyata,” kata halaman iyu. Sambil berkomentar: “Video Anda melanggar Standar Komunitas kami di kekerasan yang nyata.”

Pengguna @ifurkantr bahkan lebih mengenaskan, sebab dia tidak memiliki postingan, tidak memiliki pengikut, dan juga tidak mengikuti siapa pun.

Dia mendapat pesan kesalahan permintaan maaf di bagian bawah layarnya yang mengatakan ‘ada yang tidak beres’, memintanya untuk mencoba lagi.

Dia pernah berbagi cerita tentang Palestina dan disensor oleh tim pengawas konten Instagram, yang bisa saja menjadi alasannya mendapatkan kondisi tersebut di akunnya.

Global Brand and Growth Director TRT, Riyaad Minty (@riyaadm) juga tidak luput dari pengaruh Instagram. Dia kehilangan pengikutnya, dan orang-orang yang dia ikuti, menerima pesan yang sama.

'Gagal Mengunggah'

Menariknya, ketika dia mencoba mengunggah video terkait Palestina di Instagram Stories, dia langsung ditolak, dengan pesan kesalahan berwarna merah yang mengingatkannya bahwa ‘Unggahan gagal.

Pesan Instagram juga menawarkan untuk menghapus konten yang menyinggung tersebut sehingga perdamaian dapat dipulihkan.

Ternyata ini bukan pertama kalinya Meta dan aplikasinya dituduh menyensor konten pro-Palestina. Human Rights Watch bahkan telah membuat laporan resmi.

Organisasi ini telah mendokumentasikan dampak yang melampaui batas pada konten yang dimiliki platform Meta, dengan kedok Standar Komunitas.

Human Rights Watch pada Desember 2023, menerbitkan laporan setebal 51 halaman berjudul “Janji Meta yang Diingkari: Sensor Sistemik Konten Palestina di Instagram dan Facebook.”

Mereka mengkritik keras raksasa media sosial tersebut karena praktik sensornya yang dinilai berat sebelah dan sudah keterlaluan.

Perusahaan Meta yang juga memiliki aplikasi lain yaitu Facebook dan WhatsApp, mengikuti kebijakan Israel yang menggambarkan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 sebagai ‘Serangan Teroris’.

Dengan menggunakan alasan tersebut, Meta bahkan telah memasukkan Hamas ke dalam daftar ‘Organisasi dan Individu Berbahaya’.

Dan berbagai media sosial yang ada di platform ini memberikan kebebasan untuk menyensor konten terkait Palestina di bawah payung terminologi ini.

Agresi Israel di Gaza telah berlangsung selama lebih dari tujuh bulan, hingga banyak orang yang bersuara menentang pembunuhan massal dan penghancuran yang dilakukan di sana.

Masyakat secara global telah menggunakan segala cara yang mereka miliki untuk membuat suara mereka didengar.

Salah satu alat yang paling berguna untuk mendiskusikan apa yang terjadi di Palestina adalah aplikasi Instagram, menurut banyak pengguna.

Namun, semakin banyak pengguna yang memposting tentang agresi Israel di Gaza yang secara luas dianggap ‘genosida’, mendapati bahwa konten mereka telah hilang.

Atau lebih buruk lagi, akun mereka telah ditangguhkan. Ini juga dirasakan oleh banyak akun selebritis hingga influencer di seluruh dunia.

News Update