Akses Penyebrangan Ditutup Israel, Bantuan Internasional Terhenti Diperbatasan dan Tingkatkan Kelaparan

Sabtu 25 Mei 2024, 05:08 WIB
Bantuan kemanusiaan di Gaza yang disalurkan PBNU. (Dok. PBNU)

Bantuan kemanusiaan di Gaza yang disalurkan PBNU. (Dok. PBNU)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Persediaan makanan yang menunggu di dalam truk bantuan kemanusiaan untuk memasuki Jalur Gaza dari Mesir mulai membusuk.

Ini karena perbatasan Rafah tetap ditutup untuk pengiriman bantuan selama minggu ketiga, dan orang-orang di wilayah kantong Palestina menghadapi kelaparan yang semakin parah.

Rafah adalah titik masuk utama bantuan kemanusiaan, serta beberapa pasokan komersial sebelum Israel meningkatkan serangan militernya di sisi perbatasan Gaza pada 6 Mei.

Para pejabat dan sumber Mesir mengatakan operasi kemanusiaan berisiko akibat aagresi militer yang Isrel mengambil kendali penyeberangan dari sisi Palestina

Karenanya, Israel perlu menyerahkan kembali akses penyeberangan tersebut kepada warga Palestina sebelum mulai beroperasi kembali.

Sementara itu, bantuan di jalan antara persimpangan sisi Mesir dan kota Al-Arish, sekitar 45 km (28 mil) barat Rafah dan titik kedatangan bantuan kemanusiaan bantuan internasional, telah menumpuk.

Dilansir Arab News, Salah satu sopir truk, Mahmoud Hussein, mengatakan barang-barangnya yang dimuat di kendaraannya selama sebulan, lama kelamaan rusak di bawah sinar matahari.

Sebagian bahan makanan dibuang, sebagian lainnya dijual dengan harga murah. “Apel, pisang, ayam dan keju, banyak yang busuk, ada yang dikembalikan dan dijual seperempat harganya,” katanya.

“Dengan menyesal saya harus mengatakan bahwa bawang yang kami bawa paling-paling akan dimakan oleh hewan karena ada cacing di dalamnya,” tambahnya.

Pengiriman bantuan untuk Gaza melalui Rafah dimulai pada akhir Oktober, dua minggu setelah dimulainya agresi Israel ke Gaza.

Para pejabat Palestina mengatakan, aliran bantuan sering kali diperlambat oleh inspeksi Israel dan aktivitas militer di Gaza.

“Dan jumlah bantuan yang mencapai 2,3 juta penduduk di wilayah kantong tersebut jauh di bawah kebutuhan,” jelasnya.

Sebuah lembaga pemantau kelaparan global telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan di beberapa bagian Gaza.

Menurut data yang dimiliki PBB, Sejak 5 Mei tidak ada truk yang melintasi Rafah dan sangat sedikit yang melintasi Kerem Shalom, yang terletak di dekat Israel.

“Jumlah bantuan yang menunggu di Sinai utara Mesir kini sangat besar. Beberapa di antaranya telah tertahan selama lebih dari dua bulan,” kata Khaled Zayed, kepala Bulan Sabit Merah Mesir di sana.

“Beberapa paket bantuan memerlukan suhu tertentu. Kami berkoordinasi mengenai hal ini dengan spesialis yang sangat terlatih dalam penyimpanan makanan dan pasokan medis,” jelasnya.

KSrelief, badan amal yang didanai Saudi, memiliki lebih dari 350 truk yang membawa barang-barang termasuk makanan dan pasokan medis yang menunggu untuk melewati Rafah.

“Namun harus menurunkan muatan tepung karena risiko pembusukan,” kata pengawas umum kelompok tersebut, Abdullah Al Rabeeah.

Beberapa makanan telah dijual dengan harga lebih murah di pasar lokal di Sinai utara, yang menyebabkan penyitaan stok telur busuk, kata pejabat setempat dari kementerian pasokan Mesir.

Di Gaza, ada juga kekhawatiran mengenai kualitas pengiriman makanan yang tertunda sebelum Rafah ditutup, atau melalui penyeberangan lainnya.

“Pejabat medis dan polisi Palestina yang biasa memeriksa barang-barang yang masuk ke Gaza tidak dapat melakukannya selama serangan Israel,” kata Ismail Al-Thawabta, direktur kantor media pemerintah Gaza.

“Ada masalah besar karena banyak barang yang masuk ke Jalur Gaza tidak layak untuk digunakan manusia dan tidak sehat,” ujarnya.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan mengeluarkan pernyataan peringatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa masyarakat harus memeriksa barang tersebut sebelum memakannya.

Berita Terkait

News Update