KNKT Pastikan Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Tidak Memiliki Black Box

Senin 20 Mei 2024, 05:44 WIB
Ambulans mengangkut jenazah korban tewas jatuhnya pesawat di BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Minggu, 19 Mei 2024. (Poskota.co.id/Veronica Prasetio)

Ambulans mengangkut jenazah korban tewas jatuhnya pesawat di BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Minggu, 19 Mei 2024. (Poskota.co.id/Veronica Prasetio)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung menginvestigasi kejadian pesawat latih PK-IFP yang jatuh di kawasan Lapangan Sunburst Bumi Serpong Damai (BSD), Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, pada Minggu 19 Mei 2024. 

Dalam investigasi awal mereka menyatakan tidak menemukan black box atau kotak hitam, sebuah komponen yang penting dari sebuah pesawat. 

Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya langsung melakukan investigasi terhadap puing-puing dari pesawat tersebut yang berserakan di TKP. "Tidak ada black box-nya," tegas Soerjanto kepada wartawan dilokasi kejadian, Minggu 19 Mei 2024.

Pihaknya akan mempelajari dari hasil temuan di lapangan tersebut mengenai dugaan bagaimana posisi peaawat itu kegika terjatuh dilihat dari serpihan-serpihan pesawat.

"Mesin jatuh dari badan pesawat, begitu juga baling-baling. Kita catat semua posisi-posisinya. Itu nanti dari posisi jatuhnya mencoba bagaimana sih sikap pesawat ketika terakhir-terakhir," bebernya.

Untuk saat ini, puing-puing pesawat sudah dilakukan evakuasi dari TKP untuk dipelajari dan diinvestigasi. 

"Seperti yang kita lihat bersama di sini, kami mengumpulkan semua serpihan, kami mencatat tadi ada mesin yang jatuh di sebelah sana terus ada bagian baling-baling yang jatuh di sebelah sini. Semua posisi-posisinya. Itu nanti dari posisi-posisi jatuhnya kita akan mencoba bagaimana sih sikap pesawat ketika terakhir-terakhir sebelum menabrak pohon," terang Soerjanto Tjahjono.

Disinggung penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut, Soerjanto belum bisa memastikan dan memberikan detail penyebabnya. Hal ini perlu investigasi mendalam dengan mempelajari dari puing-puing yang ada.

Bahkan selain itu, pihaknya pun akan mendalami komunikasi terakhir dengan menara pengawas.

"Kita investigasi selanjutnya. tapi nanti setelah nunggu informasi-informasi yang lain, baru menentukan apa yang kami bongkar jadi bukannya terus kami bongkar semuanya, nggak. Tapi tergantung informasi yang kami dapatkan, termasuk percakapan dengan menara pengawas, itu nanti kami dengerin apa yang menjadi percakapannya terakhir mereka," jelasnya.

Berdasarkan keterangan, pesawat tersebut berasal dari Indonesia Flying Club dengan jenis Tecnam P2006T. Dengan ditumpangi tiga orang mereka berangkat dari kawasan Tanjung Lesung Banten menuju Pondok Cabe, Tangerang. 

Berita Terkait
News Update