Dari kejauhan, Aria melihat pertengkaran mama Rina dan Amara. Ia tersenyum melihat keberanian Amara. Aria senang melihat Amara yang tegas kepada Mama Rina, dan berani meninggalkan Mama Rina. Aria pun menyebut mama Rina tidak akan pernah berubah.
Setelah itu Amara dan Aria menemui Mario, Alya dan Soraya. Namun mereka semua menolak. Amara pun langsung menyebut dirinya tidak mengetahui rencana jahat mama Rina.
Namun, Aria meminta izin untuk berbicara dengan Alya kepada Mario. Mario pun mengizinkannya.
Saat Aria dan Alya berbicara, Amara membeberkan semua kejadiannya, termasuk surat yang ditandatangani Mario adalah pengalihan aset kepada Amara.
Aria dan Alya membicarakan terkait pembagian warisan Erick. Arya menyebut Alya harus menerima warisan tersebut, sebab semua aset, properti, dan perusahaan milik Mario sudah berpindah tangan ke Mama Rina.
Alya pun terkejut akan hal tersebut,lalu lari menemui Mario. Namun Mario juga sudah mengetahui hal tersebut dari Amara.
Soraya dan Alya pun menyebut bahwa Mario harus sabar akan kejadian semuanya. Menurut Soraya, Mario harus mengambil hikmahnya. Sebab ia masih mempunyai Alya, Shafa, dan Vano yang lebih berharga.
Mereka pun lalu makan pizza bersama dan berfoto bersama. Soraya pun mengirimkan foto tersebut kepada mama Rina bahwa meski Mario kehilangan hartanya, tapi Mario masih memiliki keluarga yang berharga. Mama Rina pun kesal melihat semuanya.
Disisi lain ada pembantu yang memberikan laporan kejadian mama Rina dan Mario kepada Alyssa. Alyssa pun merasa senang, dan ingin pembantu itu menjadi mata-mata Alyssa.
Alyssa pun merasa senang. Sebab ia memiliki ide baru. Alyssa pun langsung ke rumah mama Rina, dan mengakses email dari handphone mama Rina. Sehingga handphone mama Rina tidak ada sinyal.
Alyssa juga menampilkan video pembunuhan Erick oleh Mama Rina, dan mengancam agar harta Mario jadi miliknya.
Namun, Mama Rina tidak berhenti sampai Siti saja. Ia pun menghajar Alyssa lewat Rico dan pak Haryanto.