Maknanya etika politik digunakan untuk membatasi, meregulasi, melarang dan memerintahkan tindakan mana yang diperlukan dan perlu dijauhi.
Itulah sebabnya sering dikatakan etika politik sebagai kewajiban hati nurani yang tidak difokuskan kepada apa yang baik dan benar secara abstrak, tetapi kepada apa yang baik dan benar secara konkret, faktual dan situasi aktual .
Tentunya dengan merujuk kepada apa yang menjadi kehendak masyarakat, apa yang diharapkan masyarakat. Tidak saja kebijakan yang menyangkut kepentingan rakyat, pro-rakyat, juga dalam menentukan calon-calon pemimpin masa depan.
Menjadi etik, jika kehendak publik menjadi rumusan kebijakan. Sebaliknya tidak beretika, jika mengabaikan, dan tidak bermoral, jika sangat bertentangan dengan kehendak rakyat.
Keputusan politik yang lebih mengedepankan kepentingan kelompoknya,kerabatnya, sejawatnya, ketimbang kepentingan rakyat, cermin kebijakan yang tidak memperhatikan nurani.
Cukup beralasan, jika politik sering dimaknai kekuasaan yang serba elitis daripada kekuasaan berwajah populis yang bertujuan menyejahterakan dan memakmurkan rakyat.
Sering disebut pula politik identik dengan upaya meraih kekuasaan dengan cara apa pun, meski bertentangan dengan pandangan umum.
Repotnya pandangan umum itu bersifat tidak mengikat, tak ada sanksi hukum, karena dibangun melalui karakteristik masyarakat. Jadi lebih bersifat konvensi atau aturan moral karenanya tak jarang dilanggar. Mudah diabaikan tanpa rasa malu dan bersalah.
Lebih-lebih peluang dan akses menuju jalur kompetisi untuk meraih jabatan dan kekuasaan, sangat terbuka lebar, membuat rasa malu dan bersalah, diabaikan.Ini menyangkut soal etika dan moral.
Patut diingat, sejarah mencatat, suatu bangsa akan menjadi besar karena moralitas bangsanya baik, unggul dan tangguh, sebaliknya bangsa akan menjadi lemah, bahkan runtuh, jika moralitas bangsanya juga ambruk, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Saatnya membangun karakter generasi yang beretika dan bermoral melalui edukasi sejak dini. Tentu dimulai dari elite politik negeri ini, siapa pun yang menduduki jabatan politis, lebih meneladani perilaku etik dan moral bagi masyarakat. Bagaimana berbuat pantas dan sangat pantas. Baik dan sangat baik, serta berhati nurani tinggi. (Azisoko)