Kopi Pagi Harmoko: Lupakan Keburukannya, Ingatlah Kebaikannya

Senin 22 Apr 2024, 06:21 WIB

Agama (Islam) mengajarkan siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut.Jika telah memujinya berarti mensyukurinya, jika menyembunyikannya berarti telah mengingkari kebaikannya.

Dalam pepatah Jawa juga sering diajarkan “Yen sira dibeciki liyan iku tulisen ing watu, supoyo orang ilang lan tansah kelingan”-Jika kamu menerima kebaikan dari orang lain tulislah di batu supaya tidak pernah hilang dan selalu dapat diingat.
Sebaliknya, “Yen sira gawe kebecikan marang liyan iku tulisen ing lemah supoyo enggal ilang dan ora kelingan” – Jika kamu berbuat baik kepada orang lain tulislah di tanah supaya lekas hilang dan tidak ingat lagi.

Filosofi tersebut mengajarkan kepada kita semua agar selalu mengingat kebaikan orang lain, sekecil apa pun kebaikan yang ia lakukan. Sebaliknya, jika kita berbuat baik kepada orang lain, segera lupakanlah. Tak perlu diingat-ingat, tak perlu pamrih, lebih –lebih dipamerkan, kata Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Ajaran ini sesuai dengan nilai – nilai luhur budaya bangsa kita sebagaimana yang terkandung dalam butir – butir falsafah Pancasila. Dalam konteks penyelenggaraan pilpres dan pileg, para elite politik dan pejabat tinggi hendaknya senantiasa mengingat kebaikan setiap warga masyarakat yang ikut berperan menyukseskan pemilu, apa pun latar belakang politiknya.

Sekecil apa pun, mereka telah memberikan sumbangsih kepada negeri, setidaknya telah menyalurkan hak suaranya untuk memilih capres-cawapres, para wakil rakyat. Jangan lupakan itu.(Azisoko).
 

Berita Terkait

Edukasi Budi Pekerti

Kamis 02 Mei 2024, 06:27 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Budaya Beretika (1)

Kamis 16 Mei 2024, 08:00 WIB
undefined
News Update