NAPOLEON Bonaparte, Kaisar Perancis mengungkapkan “Aku telah berhasil memenangi banyak peperangan besar. Kemenangan-kemenangan spektakuler yang berhasil kuraih tercatat dalam tinta emas sejarah. Tetapi, aku kalah dan terpuruk di hadapan satu wanita.”
Dari ungkapan tokoh legendaris dunia ini, dapat kita maknai bahwa wanita memiliki kekuatan yang dahsyat. Diibaratkan, di balik kelemah- lembutannya, terdapat kekuatan yang dapat meruntuhkan dunia.
“Karenanya jangan kalian anggap remeh wanita,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Betul mas, saya setuju banget. YGY, “ kata Ayu Bahari, pedagang warteg ikut nimbrung.
“Apa itu YGY?,” kata Yudi.
“Wah kalian kurang update bahasa gaul, YGY itu kepanjangan dari Ya Guys Ya,” tambah Ayu.
“Betul Yu. Perempuan nggak boleh kalah dengan lelaki, YGY. Jangan sia-siakan perjuangan ibu kita Kartini sebagai pendekar bangsa, pendekar bagi kaumnya untuk merdeka” kata mas Bro.
“Sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia,” tambah Heri mengutip lirik lagu Ibu Kita Kartini. “Karenanya pada tanggal kelahirannya, 21 April diperingati sebagai Hari Kartini untuk menghargai jasa pahlawan nasional RA Kartini.”
“Tetapi menghargai tak sebatas memperingati, tetapi bagaimana meneruskan cita-citanya dan perjuangan untuk kaumnya, setidaknya untuk diri sendiri,” urai Heri.
“Yang jelas , kini terbuka peluang untuk mengembangkan potensi dirinya, bekerja dan berkarir di segala bidang sesuai dengan keahliannya, kemampuannya,” kata Yudi.
“Tetapi berkarier bukan sebatas mencari uang uang, tetapi bagaimana menjadi teladan dan menjalankan hak asasi setiap orang,” jelas Heri.
“Bagi wanita era kini, muncul paradigma bahwa karier yang cemerlang bukan melulu soal pekerjaan , profesi. Tetapi sukses pula menjalankan peran sebagai istri dan ibu yang baik,” kata mas Bro.
“Setuju Bro. Bagi ibu yang bekerja, berapa pun waktunya, tetap menjadi ibu sepenuh waktu. Selamat Hari Kartini, Habis Gelap, Terbitlah Terang,” kata Yudi. (Joko Lestari).