JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) DKI Jakarta dan pedagang Warung Tegal (Warteg) mengeluhkan soal kenaikan harga bawang merah yang terjadi signifikan setelah Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Kenaikan harga bawang yang cukup melambung tinggi itu dinilai memberatkan para pedagang warteg.
Diketahui bawang merah di pasar tradisional saat ini mencapai Rp80 ribu per kilogram. Sementara harga normal bawang merah di pasar biasanya hanya Rp35 ribu-Rp40 ribu per kilogram.
Ketua Kowantara DKI Jakarta, Izzudin Zidan mengatakan, kenaikan harga bawang merah itu sangat berdampak kepada resep masakan yang dibuat para pedagang.
Pasalnya banyak pedagang warteg yang terpaksa mengurangi kuantitas bawang merah pada olahan resep masakannya tersebut, sehingga berdampak ke cita rasa makanan.
Yang menjadi dilema, pedagang warteg tidak mau menaikkan harga penjualan. Pasalnya jika dinaikkan, maka konsumen atau pelanggan akan beralih ke rumah makan lain.
"Para pedagang warteg ga mungkin menaikkan harga makanan karena akan berdampak pada konsumen yang berkurang tentu omzet bakal menurun," kata Zidan dikonfirmasi Jumat, 19 April 2024.
Sehingga, kata Zidan, para pedagang Warteg meminta kepada pemerintah agar bisa mengendalikan harga bawang, terlebih bahan pokok lainnya seperti komoditas cabai hingga daging juga masih tinggi.
"Harga beras aja sampai sekarang belum turun, harga cabai masih tinggi, ini bawang malah naik," sesalnya.
"Pedagang Warteg mungkin perlu mencari alternatif bahan atau bumbu lain yang lebih murah sebagai pengganti bawang untuk mengurangi biaya produksi," tambah Zidan. (Pandi)
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI