JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Labaran atau Idul Fitri 2024 menjadi momen yang ditunggu umat Muslim setelah satu bulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan 2024.
Tentunya pada saat hari Raya Idul Fitri, berbagai ucapan langsung maupun melalui kartu ucapan, menghiasi momen tersebut dengan saling memaafkan.
Adapun ucapan "Minal Aidin Wal Faizin", yang kerap kali disampaikan. Ternyata maknanya bukan mohon maaf lahir dan batin loh.
Ucapan "Minal Aidin Wal Faidin" sangat populer sebagai ucapan di hari raya Idul Fitri. Sebagian orang beranggapan bahwa "Minal Aidin Wal Faidin" memiliki arti mohon maaf lahir batin.
Namun sebenarnya "Minal Aidin Wal Faidin" bukan berarti mohon maaf lahir dan batin.
"Minal Aidin Wal Faidin" memiliki makna dan sejarahnya. Jika ditulis dalam bahasa Arab, berikut ucapannya,
مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ
Ucapan ini sesungguhnya merupakan kependekan dari “ja’alanallahu minal aidin wal faizin” yang tulisan Arabnya sebagai berikut:
جَعَلَنَا اللَّهُ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ
Yang artinya adalah, 'Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang kembali (fitrah) dan orang yang mendapat kemenangan'.
Kalimat "Minal Aidin Wal Faidin" terdiri dari beberapa penggal kata.
Kata 'Min' artinya 'termasuk', Al-aidin' artinya 'orang-orang yang kembali', 'Wal' artinya 'dan', serta 'Al-faizin" artinya 'menang'.
Jika disambungkan artinya dalam bahasa Indonesia menjadi 'Termasuk dari orang-orang yang kembali sebagai orang yang menang'.
Ucapan "Minal Aidin Wal Faidin" berasal dari seorang penyair bernama Shafiyuddin Al-Huli, pada masa Al-Andalus.
Saat itu ia tengah membawakan syair yang konteksnya mengisahkan dendang wanita di hari raya.
Namun, adapun sumber lain yang menyebutkan bahwa ucapan "Minal Aidin Wal Faidin" pada zaman khilafiah rasyid digunakan sebagai ungkapan bangga atas kemenangan perang yang sebenarnya, seperti perang badar.
Jika ucapan "Minal Aidin Wal Faidin" dimaknai dalam konteks peperangan, akan memiliki arti 'Semoga termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perang) dan sebagai orang yang menang (dalam setiap Perjuangan Islam)'.
Ternyata ucapan "Minal Aidin Wal Faidin" tidak akan dimengerti maknanya oleh orang Arab, meski berasal dari bahasa Arab.
Kalimat tersebut juga tidak akan dijumpai dalam kosa kata kamus bahasa Arab.
Namun kalimat "Minal Aidin Wal Faidin" hanya dapat dijumpai maknanya pada setiap kata saja.
Adapun ucapan di Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran yang biasa digunakan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Ucapan tersebut juga disampaikan dalam budaya bahasa Arab ketika menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Kalimat tersebut adalah "Taqabbalallahu minna waminkum".
Ketika seorang muslim bertemu dengan sesama muslim pada hari raya Idul Fitri, para sahabat Nabi mencontohkan untuk mengucapkan selamat hari raya dengan ucapan ini:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ
(taqabbalallahu minna wa minkum)
Menurut riwayat, ucapan Rasulullah SAW tersebut ditambahkan oleh orang-orang yang hidup pada zaman Rasulullah dengan kalimat "Shiyamana wa Shiyamakum".
Jika diartikan dalam bahasa Idonesia, gabungan kedua kalimat tersebut memiliki arti 'Semoga Allah SWT menerima amalan puasa saya dan kamu'.
Lantas bagaimana ucapan permohonan maaf lahir dan batin dalam bahasa Arab ?
Adapun kalimat permohonan maaf lahir dan batin dalam bahasa Arab yang bisa diucapkan saat hari raya Idul Fitri.
Ucapan tersebut adalah "As-alukal afwan zahiran wa bathina", atau "Kullu aam wa antum bikhair".
Kalimat tersebut memiliki arti 'semoga sepanjang tahun Anda dalam keadaan baik-baik.'.
Ucapan "Minal Aidin Wal Faidin" bisa saja digunakan sebagai ucapan Hari Raya Idul Fitri yang menyambut kemenangan.
Namun, ucapan yang lebih utama adalah ucapan yang sering diamalkan pada masa Rasulullah SAW.
Ucapan tersebut tidak lain adalah "Taqabbalallahu minna wa minkum".