ADVERTISEMENT

Menandu Rindu Kepada Keluarga

Selasa, 9 April 2024 18:49 WIB

Share
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya
Potret Pemudik Menggunakan Sepeda Motor dengan Tulisannya

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

"Tahun lalu mak'e minta dibawakan mantu, tahun ini saya belum bawa, tapi saya tetap pulang karena kangen mak'e " kata Halim (29) pemuda perantauan Bekasi yang mudik ke Brebes sembari membetulkan motornya yang mogok.

Seperti dendam, rindu harus di bayar tuntas, pulang ke kampung adalah pengobatan spiritual untuk mengobati kerinduan kepada keluarga, dan bertemu dengannya adalah vitamin atau suplemen untuk menambah imun semangat bekerja mengais rezeki di tanah rantauan.

Momentum Idul Fitri merupakan hari yang paling dinanti kaum muslim di seluruh dunia terutama bagi para perantau yang pergi bekerja di kota-kota besar. Hari berbahagia dan bergembira karena selain berhasil menyempurnakan ibadah puasa ramadhan juga perjalanan untuk melepaskan keluh kesah yang segera ditumpahkan di tanah kelahiran atau keluarga.

Perjalanan yang jauh hampir memakan ratusan kilometer akan dilalui para pemudik salah satunya Arul (30) bersama istri dan anaknya sudah setiap tahun melakukan perjalanan mudik dari Tangerang ke Bumiayu baginya agenda tahunan ini sangat di harapkan oleh orang tuanya yang ingin melihat tumbuh kembang cucu kesayangannya.

Para pemudik yang menerjang angin dalam hitungan jam bahkan ada yang belasan jam, tak menyusutkan niat dan tekad yang kuat, sekalipun mimpi dan harapan orang tua belum bisa terealisasikan. Rafli (23) yang membawa motor bermerek Astrea kesayangannya juga harus menelan pil pahit harus pulang ke kampung halaman tidak membawa mobil berjenis Innova yang di idamkan ibunya tersebut.

Dengan beristirahat sejenak di persawahan tepi jalan maupun rumah yang berada di jalur Pantai Utara (Pantura), mereka harapkan bisa sekedar mengisi ‘baterai’ dan amunisi badan untuk kembali kuat melalui sisa perjalanan. Perjalanan dengan sepeda motor sarat muatan, tentu bukan perkara yang mudah dilakukan. Bahkan, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyebutkan berkendara seperti itu memiliki risiko kecelakaan tinggi. Bahkan bagi Aziz (21) pemuda Cikarang yang melakukan mudik bersama temannya Rio (24) ingin menuju Rembang, Jawa Tengah berkendara menggunakan sepeda motor adalah solusi membalas rindu yang lama tertahankan kepada keluarga di tengah keterbatasan biaya melakukan perjalanan.

"Pulang malu tak pulang anu....., Kalo yang ada di kepala saya sebagai seorang ayah meskipun gada uang tapi pulang bertemu anak harus di bisa-bisain" ucap Bagio (32) atau Papa Farel begitu tulisnya sembari menahan tangis atas kerinduan yang tak bisa di jelaskan melalui tulisannya.

Tidak masalah bersusah-susah di jalan, yang penting baginya membawa rindu yang amat berat ini bertemu keluarga dapat terpecahkan. Begitu kiranya ucapnya Ageng, Irfan, Ferian dan Ardiah juga ribuan atau jutaan pemudik sepeda motor tahun ini di Indonesia.

Bagi sebagian pemudik mungkin hanya sebuah perjalanan berlibur atau menghabiskan tanggal merah ke luar kota, tidak bagi Rio (24) pulang ke kampung halaman adalah bagian dari pembuktian kepada keluarga maupun tetangganya di kampung bahwa keberadaan masih ada dan sekaligus ingin menunjukkan bahwa takdir tuhan mengirimkan ia pergi merantau bukan tanpa alasan ataupun gagal. Mungkin baginya tahun ini bukan waktunya untuk memperlihatkan bahwa ia telah sukses namun suatu saat ini harus di buktikan bahwa takdir tuhan tidak pernah salah.

Foto & Teks : (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ahmad Tri Hawaari
Editor: Ahmad Tri Hawaari
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT