ADVERTISEMENT

Kopi Pagi Harmoko: Budaya Berbagi

Kamis, 28 Maret 2024 11:05 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Keteladanan para elite politik negeri ini untuk berbagi akan mengedukasi anak negeri, utamanya generasi era kini, generasi milenial dan gigital yang lebih menghargai model (contoh), ketimbang wacana tanpa aksi nyata..”
-Harmoko-
 
Saling membantu, saling berbagi dan saling menolong adalah kodrati manusia sebagai makhluk sosial. Manusia, meski hidupnya sangat berkecukupan, semuanya terpenuhi, berlimpah harta, berderet pangkat,jabatan serta kekuasaan, tetap saja tak bisa hidup sendiri, selalu membutuhkan orang lain, baik dalam suka maupun duka.

Itulah perlunya kita saling berbagi satu sama lain. Berbagi derita untuk mengurangi duka, berbagi suka untuk menebarkan kebahagiaan.

Gemar berbagi dengan membantu dan memberi pertolongan kepada orang lain merupakan akar budaya bangsa yang perlu kita rawat, jaga dan kembangkan.

Gemar berbagi hendaknya menjadi budaya bagi generasi era kini sebagai penerus cita cita para pendiri negeri guna mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Hal itu akan terwujud jika semua elemen bangsa secara terus menerus mengaktualisasikan sikap budaya bangsa sebagaimana tercermin dalam nilai  nilai luhur falsafah bangsa.

Di antara sejumlah nilai dimaksud, di antaranya gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, suka memberi pertolongan kepada orang lain, menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. Tidak semena  mena kepada orang lain, tidak mengintimidasi, tidak pula mendiskriminasi.

Budaya berbagi hendaknya ditampilkan melalui aksi nyata dalam kehidupan sehari  hari, bukan sebatas slogan dan retorika. 

Budaya berbagi menjadi kebutuhan, lebih  lebih di era sekarang ini, di tengah beragam bencana seperti banjir dan tanah longsor, cuaca ekstrem, puting beliung, gempa bumi dan gunung berapi.

Ini bencana alam yang bisa berdampak pada gejolak sosial dan ekonomi, jika tidak antisipasi sejak dini. Jadi, selain mitigasi bencana, juga mitigasi dampak sosial ekonominya.

Bantuan sosial yang digulirkan pemerintah cukup membantu masyarakat kelas bawah dari jerat problema sosial ekonomi, tetapi belum sepenuhnya menjadi solusi jangka panjang.

Apalagi sejak jelang bulan puasa hingga memasuki puasa sekarang ini, harga sembako terus merangkak, dan diprediksi kenaikan harga ini terjadi hingga lebaran. Di saat pemenuhan kebutuhan masyarakat menghadapi lebaran kian meningkat.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Firman Wijaksana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT