Obrolan Warteg: Puasa Lisan  

Rabu 27 Mar 2024, 08:16 WIB
Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)

Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)

TIDAK seperti biasanya, usai buka puasa bersama di warteg langganan, mas Bro, lebih banyak diam dan mendengarkan obrolan sohibnya, Heri dan Yudi.

Hingga acara buka puasa berakhir, tak satu pun komentar dilontarkan untuk merespons obrolan.

“Tumben Bro, kamu nggak banyak omong. Biasanya rajin komen, apalagi kalau sudah menyangkut urusan politik,” kata Heri.

“Lagi puasa,” jawab mas Bro singkat.

“Loh kita kan barusan buka puasa bersama. Sudah membatalkan puasa dengan makan dan minum, terus sekarang puasa apaan malam hari gini,” kata Heri.

“Lagi kesambet ( terganggu) kali, sudah buka puasa bilangnya lagi puasa ,” tambah Yudi.

“Kalian nggak paham juga. Puasa lisan nggak kenal siang dan malam. Nggak kenal buka dan tutup juga. Puasa lisan harus tetap dijaga, nggak boleh batal.” kata mas Bro.

Kedua sohibnya baru ngeh, bahwa yang dimaksud “puasa lisan” versi mas Bro adalah menjaga lisan ( ucapan). Menjaga ucapan yang baik, harus dilakukan kapan saja, di mana saja.Tak kenal waktu siang dan malam.Tidak pula mengenal tempat.

“Kalian pasti sudah paham bahwa puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga sejak Subuh hingga Magrib.  Puasa juga menjaga lisannya agar tidak bertutur kata buruk yang dapat menyinggung dan menyakiti orang lain,” kata mas Bro.

“Kalau itu kami setuju Bro, lanjutkan,” pinta Heri.

Ada yang mengatakan, lidah ( ucapan) bagaikan binatang buas. Jika tidak mampu mengendalikannya akan memangsa banyak orang.

Berita Terkait

Obrolan Warteg: DKI Menuju DKJ

Selasa 02 Apr 2024, 06:00 WIB
undefined

News Update