Pernyataan AHY ''Hancur Lebur'' Absurd

PERNYATAAN Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendadak trending di media sosial (medos) X. Putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu melontarkan pernyataan yang absurd.

Dalam sebuah acara buka puasa bersama kader, AHY mengaku bersyukur meninggalkan Koalisi Perubahan. Karena jika masih tetap bertahan, partainya akan menjadi hancur lebur.

Tentu saja pernyataan AHY itu viral di media sosial. Karena pada faktanya setelah hengkang dari Koalisi Perubahan yang mengusung Capres-Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Imin), justru suara Partai Demokrat jeblok sampai kehilangan 10 kursi.

Partai besutan SBY itu hengkang dari Koalisi Perubahan karena lebih memilih bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung Prabowo-Gibran. Nah, jika Partai Demokrat bertahan di Koalisi Perubahan paling tidak kursi legislatif partai berlambang bintang mercy itu dapat diselamatkan.

Suara Partai Demokrat menukik tajam karena dianggap masyarakat sebagai sikap yang tidak memiliki pendirian yang tetap. Justru partai yang konsisten mendukung Anies dan Cak Imin di Koalisi Perubahan suara partainya malah meningkat.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) naik tiga kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai NasDem masing-masing bertambah 10 kursi. Artinya, bertambahnya kursi legislatif ketiga partai ini akibat efek Anies Baswedan.

Menariknya, di Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo-Gibran, hanya suara Partai Demokrat saja yang hilang 10 kursi. Sementara partai pendukung nomor urut 02 lainnya, yakni Partai Golkar bertambah 17 kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) bertambah 4 kursi, dan Partai Gerindra naik 8 kursi.

Sehingga apa yang disampaikan oleh seorang AHY cukup menggelitik publik. Karena atas dasar apa dalam penilaian Menteri ATR/BPN itu mengatakan bersyukur meninggalkan Koalisi Perubahan namun ternyata suara kursi legislatif Partai Demokrat malah nyungsep.

Belakangan, Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mencoba memberikan pencerahan kepada publik agar tidak memahami pernyataan AHY secara setengah-setengah, dan publik diminta memahami dalam konteks yang utuh.