Teror Mematikan di Moskow dan Alasan ISIS Menargetkan Rusia

Sabtu 23 Mar 2024, 21:56 WIB
Crocus City Hall di Moskow, Rusia sebagai tempat penembakan massal oleh milisi ISIS pada Jumat, 22 Maret 2024 waktu setempat. (Tangkapan Layar X/@iam_bakshi)

Crocus City Hall di Moskow, Rusia sebagai tempat penembakan massal oleh milisi ISIS pada Jumat, 22 Maret 2024 waktu setempat. (Tangkapan Layar X/@iam_bakshi)

POSKOTA.CO.ID - Laporan ternayar atas insiden teror mematikan yang dilancarkan milisi ISIS di Crocus City Hall, Moskow, Rusia, merenggut nyawa 133 orang. Tak hanya itu, ratusan orang lainnya juga mengalami luka-luka. 

Serangan teror dilakukan dengan memberondong tembakan secara membabi buta dan menewaskan ratusan orang itu, terjadi pada Jumat, 22 Maret 2024, waktu setempat.

Kelompiok milisi ISIS tersebut menyerang ratusan penonton konser dengan cara berkamuflase sebagai penonton juga. Mereka melepaskan tembakan menggunakan senjata api otomatis ke segala penjuru arah dan melempar peledak ke dalam tempat konser. 

Akibatnya, Crocus City Hall mengalami kebakaran pascaserangan sadis yang mematikan tersebut. 

Kantor Berita Rusia Interfax melaporkan pada Sabtu, 23 Maret 2024, pascaaksi teror mematikan tersebut, sebelas orang telah ditahan. Termasuk empat orang yang terlibat secara langsung dalam aksi penembakan massal di gedung konser itu. 

Cabang ISIS di Afghanistan yang juga dikenal sebagai Negara Islam di Provinsi Khirasan ISKP (ISIS-K) telah mengaku bertanggung jawab atas insiden serangan tersebut. 

ISIS-K menjadi satu di antara afiliasi ISIS yang paling aktif dan mengambil kekhalifahan kuno di wilayah Afhganistan, Iran, Pakistan, dan Turkmenistan. 

Awal mula kelompok ini muncul yaitu di Afghanistan timur pada akhir 2014. Beberapa anggotanya berasal dari pejuang Taliban Pakistan. Mereka memisiahkan diri dari pejuang lokal dan berbaiat kepada mendiang Abu Bakar Al Baghdadi. 

Sejak itulah, kelompok ini memiliki reputasi yang cukup mengerikan dan dikenal cukup brutal dalam melancarkan aksi terornya. 

Analis militer dan mantan kolonel tentara Turki, Murat Aslan, mengatakan afiliasi ISIS di Afhganistan dikenal dengan metodologi yang sangat radikal. 

"Saya pikir ideologi mereka memberikan inspirasi untuk memilih target. Kenapa Rusia? karena negara itu pernah berada di Suriah dan berperang melawan ISIS. Mereka melihat jika Rusia adalah negara yang dianggap musuh," ucapnya mengutip dari Al Jazeera. 

Berita Terkait
News Update