LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah warga Lebak, masih menjaga tradisi menyalakan ledakan meriam sebagai penanda tibanya waktu buka puasa.
Seperti di lingkungan Masjid Agung Al-Araaf, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Setiap memasuki waktu buka puasa, meriam itu dinyalakan untuk memberikan peringatan kepada warga jika suara ledakan meriam itu bunyi, pertanda sudah masuk waktu buka puasa.
Salah seorang warga sekitar, Chandra mengungkapkan, tradisi tersebut sudah dilakukan sejak 1970. Hingga saat ini, tradisi tersebut masih dijaga kelestariannya oleh warga sekitar.
"Jadi ini penanda berbuka, ledakan keras ini akan kami bunyikan saat waktu berbuka puasa tiba," ungkapnya, Kamis, 21 Maret 2024.
Ia mengatakan meriam akan dibunyikan sebanyak dua kali, yakni waktu berbuka dan waktu imsak. Suaranya, lanjut dia, cukup keras sehingga bisa terdengar dalam radius dua kilometer terdengar hingga ke beberapa desa di Rangkasbitung.
"Meriam ini memiliki panjang sekitar dua meter. Suaranya cukup keras sehingga terdengar hingga kejauhan dua kilometer," katanya.
Meriam ini digunakan pada saat Bulan Ramadhan saja, karena sejak dahulu keberadaan meriam ini difungsikan sebagai penanda waktu berbuka puasa.
"Selain menjaga tradisi, sekarang ini jadi tontonan banyak orang. Karena penasaran ingin melihat dan mendengat suara ledakannya," tuturnya.
Warga Rangkasbitung lainnya, Andi mengaku kagum dengan kehadiran dan keberadaan ledakan meriam penanda berbuka di Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung.
Soalnya, tambah dia, di zaman yang modern saat ini sudah sangat jarang terdengar suara meriam saat waktu buka puasa, hanya ada di lingkungan Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung.