ADVERTISEMENT

Perang Sarung Kotori Ramadan

Rabu, 20 Maret 2024 05:12 WIB

Share
Ilustrasi perang sarung.(ist)
Ilustrasi perang sarung.(ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

RAMADAN bulan penuh berkah di dalamnya, dan dimana setiap kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya. Namun sayang, kemulian bulan yang penuh dengan ampunan itu banyak dinodai sekelompok remaja dengan saling serang dengan sarung atau di kenal dengan istilah ‘Perang Sarung’.

Bukanlah sekedar sarung, para remaja bertikai tersebut menggunakan batu hingga benda-benda tumpul lainnya yang kemudian dibungkus sarung. Dan kemudian, alat tersebut dijadikan ‘senjata’ untuk menyerang lawan hingga terjadi ada jatuh korban tewas.

Kasus perang sarung hingga jatuh tewas, sebagaimana terjadi di Bekasi, tepatnya di Jalan Arteri Tol Cibitung, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat, 15 Maret 2024.

Akibat perang sarung tersebut satu orang pelajar berinisial AA (17 tahun) tewas. Dalam kasus ini pelaku utama atas terbunuh korban adalah orang pelajar berinisial MAA (17 tahun).

Kapolsek Cikarang Barat, Kompol Gurnald Patira menyebutkan korban AA menghubungi NIR via aplikasi whatapss berisi ajakan untuk perang sarung pada hari Kamis tanggal 15 Maret 2024 sekira pukul 24.00 wib di Jalan Arteri Tol Cibitung depan pool bus PO.

Kemudian, saling serang pun tak terelakan. pelaku MAA mengayunkan benda tersebut kearah kepala korban sebanyak tiga kali sampai yang mengakibatkan kepala korban mengalami luka serius dan membuat korban terkapar tidak sadarkan diri.

Fenomena perang sarung sendiri, kerap terjadi pada saat Ramadan dan dilakukan para remaja bahkan notabene sebagai pelajar. Aksi hingga mengakibatkan korban jiwa tersebut, harusnya dapat dihindarkan bersama baik dari pihak keluarga maupun aparat keamanan Kepolisian.

Terlebih nyatanya perang sarung bukan lagi menjadi permainan, melainkan lebih dari kegiatan negatif dan mengarah pada tawuran saling serang antar kelompok satu sama lain. Bahkan tak jarang hingga berujung korban luka dan meninggal.

Perbanyak kegiatan positif di lingkungan, terlebih di bulan Ramadan saat ini bisa menjadi langkah untuk mencegah antisipasi kegiatan negatif para remaja melakukan perang sarung.

Kemudian, peran bersama keluarga dan aparat Kepolisian juga turut mencegah perang sarung. Keluarga dapat melakukan kontrol terhadap  anggotanya, terlebih bila sudah larut marat untuk mengetahui keberadaan. Dan aparat Kepolisian, diharapkan dapat maksimal melakukan patrol hingga ke pemukiman-pemukiman. (*)
 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT