ADVERTISEMENT

Mantan Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsudin Tolak Pemilu Curang di DPR: Brutal, Kejam, Penuh Penipuan

Selasa, 19 Maret 2024 21:12 WIB

Share
Berbagai elemen masyarakat berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Selasa, 19 Maret 2024. (Poskota.co.id/Pandi Ramedhan)
Berbagai elemen masyarakat berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Selasa, 19 Maret 2024. (Poskota.co.id/Pandi Ramedhan)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mantan Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Din Syamsudin ikut menyampaikan pendapat dalam unjuk rasa (unras) yang dilakukan berbagai elemen masyarakat di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

Dihadapan massa aksi, Din Syamsudin menyebut bahwa pemilihan umum (pemilu) 2024 merupakan proses demokrasi yang paling rusak ketimbang pemilu sebelumnya.

"Pilpres 2024 telah berlangsung secara curang dan kejam. Ini lah merampas hak hak rakyat," katanya di lokasi, Selasa, 19 Maret 2024.

Din Syamsudin juga menyoroti terkait bantuan sosial (bansos) yang digelontorkan pemerintah. Ia menilai jika bansos semata-mata hanya digunakan untuk kepentingan politik.

"Oleh karena itu, apa yang terjadi dan tadi dikatakan, bukan hanya Pemilu curang, brutal, kejam, penuh dengan penipuan dan manipulasi," kata Din Syamsudin.

"Tapi ini semua adalah kejahatan terhadap rakyat, kejahatan terhadap kedaulatan rakyat. maka kehidupan bernegara telah luntur, roboh, rusak, dirusakan yang melakukan itu (adalah) Presiden Jokowi," sambungnya.

Sebelumnya diberitakan, ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat kembali turun ke jalan untuk berunjuk rasa (unras) di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa.

Pantauan di lokasi, masyarakat mulai dari aktivis, buruh, hingga mahasiswa, mendatangi gedung perwakilan rakyat untuk menyampaikan aspirasi.

Kedatangan ratusan massa itu menuntut agar Presiden Joko Widodo dimakzulkan. Massa juga mempersoalkan indikasi kecurangan pada proses pemilihan umum (pemilu) 2024.

Di lokasi aksi tampak massa dari emak-emak hingga anak muda turun ke jalan dengan membawa spanduk masing-masing. Meski puasa, tak menyurutkan massa untuk menyampaikan aspirasi.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT