Hal tersebut seperti berlebih-lebihan dalam berkumur, atau menghirup air ke dalam lubang hidung saat berwudu.
Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-haitami :
أما الصائم فتكره له المبالغة فيهما خشية الإفطار
Artinya, “Adapun orang berpuasa, dimakruhkan baginya melebih-lebihkan dalam berkumur dan menghirup air ke dalam hidung karena berpotensi membatalkan puasa,” (Lihat Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami, Minhajul Qawim, Hamisy Hasyiyatut Turmusi, [Jeddah, Darul Minhaj: 2011 M] cetakan pertama, juz I, halaman 520).
Dari penjelasan tersebut, menyelam ke dalam air bagi yang berpuasa adalah makruh.
Bila airnya masuk ke dalam anggota tubuh, maka dapat membatalkan puasa, meski tanpa sengaja.
Dalam penjelasan ini, aktivitas tersebut dilarang bagi yang berpuasa. Air memiliki sifat yang dapat masuk ke dalam anggota tubuh, maka hukumnya haram.
Hal tersebut dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-haitami :
ومثل ذلك سبق الماء في غسل تبرد أو تنظف وكذا دخوله جوف منغمس من نحو فمه أو أنفه لكراهة الغمس فيه كالمبالغة ومحله إن لم يعتد أنه يسبقه وإلا أثم وأفطر قطعا
Artinya, “Demikian pula membatalkan (sebagaimana melebih-lebihkan berkumur dan menghirup air ke dalam hidung), masuknya air secara tak sengaja saat mandi untuk tujuan menyegarkan atau membersihkan badan, begitu juga masuknya air ke dalam rongganya orang yang menyelam, bisa dari mulut atau hidungnya, sebab menyelam hukumnya makruh sebagaimana melebih-lebihkan dalam berkumur dan menghirup air ke dalam hidung.
Demikian ini apabila tidak ada kebiasaan masuknya air ke dalam rongga, jika tidak demikian, maka berdosa dan membatalkan puasa tanpa ada ikhtilaf,” (Lihat Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj Hamisy Hasyiyatut Syarwani, [Kairo, Maktabah Al-Tijariyyah al-Kubra], tanpa tahun juz III, halaman 406).
Dari penjelasan tersebut, pendapat kedua ini menyatakan aktivitas renang bagi orang yang berpuasa adalah makruh.