JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Di bulan Ramadhan 2024 ini, makan sahur menjadi suatu Sunnah, bahkan wajib bagi umat Muslim, sebelum melaksanakan ibadah puasa.
Bagaimana tidak, umat Muslim akan berpuasa satu hari hingga waktu magrib tiba. Maka, sahur menjadi waktu yang tepat mengumpulkan energi melalui makanan.
Saat makan sahur, sebagian orang akan merasakan kantuk karena belum terbiasa bangun dini hari.
Meski disunnahkan, sahur saat puasa Ramadhan dianjurkan Rasulullah SAW sebagaimana penjelasan hadis berikut ini :
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً
"Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan."(Muttafaqun ‘alaih)
Rasulullah SAW juga telah menjelaskan keberkahan sahur dalam sabdanya :
إِنَّهَا بَرَكَةٌ أَعْطَاكُمْ اللَّهُ إِيَّاهَا فَلَا تَدَعُوهُ
"Sesungguhnya dia adalah berkah yang diberikan Allâh kepada kalian, maka jangan kalian meninggalkannya." Riwayat an-Nasai no. 2162 dengan sanad yang sahih. Hadits ini dihukumi shahih oleh al-Albani dalam Shahih Sunan an-nasaa’i dan shahih at-targhib wa at-tarhib 1096.
Sebagian orang setelah menjalankan sahur, karena rasa kantuknya sehingga kembali tertidur.
Namun tidur setelah sahur ternyata berbahaya, baik dari aspek agama maupun aspek medis.
Lalu bagaimana cara atasi kantuk setelah makan sahur ? Berikut ini cara Rasulullah dan sahabat agar tidak tidur setelah sahur, yang dikutip Poskota.co.id dari Bersamadakwah.net.
1. Mengakhirkan sahur
Mengakhirkan sahur termasuk satu dari sunnah-sunnah puasa Ramadhan, sehingga Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mengakhirkan sahur.
Termasuk juga para sahabat Rasulullah pun melakukan sunnah tersebut.
Lalu berapa jeda waktu antara makan sahur dan shalat subuh ? berikut penjelasan yang diriwayatkan Zaid bin Tsabit :
تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلاَةِ. قُلْتُ كَمْ كَانَ قَدْرُ مَا بَيْنَهُمَا قَالَ خَمْسِينَ آيَةً.
“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian kami pun berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas bertanya pada Zaid, ”Berapa lama jarak antara adzan Shubuh dan sahur kalian?” Zaid menjawab, ”Sekitar membaca 50 ayat”. (HR. Muslim).
Mengakhirkan waktu sahur, dan mendekatkan dengan waktu subuh (terbit fajar) akan mendapat keberkahan.
Selain mendapat keberkahan, juga dapat meminimalisir rasa kantuk dan keinginan untuk tidur kembali.
Biasanya jika waktu sahur dan waktu subuh masih tersisa berjam-jam, besar keinginan untuk tidur kembali.
2. Mengisi jeda waktu sahur dan Subuh dengan shalat, dzikir dan doa
Mengisi shalat, doa, dan dzikir setelah melaksanakan makan sahur merupakan satu dari keutamaan-keutamaan di bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW dan para sahabat biasa mengisi waktu jeda antara makan sahur dan waktu Subuh dengan shalat, dzikir, dan doa.
Selain mendapatkan keberkahan dan keutamaan, waktu sepertiga malam terakhir merupakan waktu mustajab untuk berdoa.
Sepertiga malam terakhir merupakan saat-saat Allah turun ke langit dunia, sebagaimana dalam firmannya :
“Adakah orang yang meminta, pasti aku beri. Adakah orang beristighfar, pasti Aku ampuni dia.”
Selain itu, beristigfarlah pada waktu sahur, seperti yang dijelaskan dalam firman Allah :
“Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Al-Dzaariyat: 18)
Sehingga melakukan shalat, dzikir, dan berdoa setelah sahur, dapat menghindari rasa kantuk dan tertidur, juga menjadi saat yang tepat untuk berdoa.
3. Pergi shalat Subuh berjamaah di Masjid
Berjalan menuju masjid saat bulan Ramadhan mendapatkan pahala, begitupun dengan menunaikan ibadah shalat berjamaah di masjid.
Untuk menghindari kantuk, pergi shalat Subuh berjamaah di masjid bisa mengobati rasa kantuk.
Tergeraknya tubuh ke masjid, bisa mencegah kantuk di waktu subuh.
Bahkan Rasulullah SAW dan para sahabat merupakan orang-orang paling rajin shalat berjamaah.
Setiba waktu Subuh, mereka sudah pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Subuh berjamaah.
Usai shalat Subuh berjamaah, mereka berdiam diri di masjid untuk berdzikir, bahkan banyak dari mereka baru selesai setelah matahari terbit, sekitar 10-15 menit.
Usai itu mereka menunaikan shalat ba'da syuruq yang keutamaannya seperti pahala haji. Sehingga mereka tidak ada waktu tidur setelah makan sahur.
Selain mencegah kantuk, berdiam diri di masjid hingga matahari terbit juga memiliki keutamaan, yang tentunya pahala yang dilipatgandakan.
Hal tersebut sebagaimana diriwayatkan dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
“Siapa shalat Shubuh dengan berjama’ah, lalu duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua raka’at, maka baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna.” [HR. Tirmidzi].