Kopi Pagi Harmoko: Sareh – Sumeleh

Kamis 14 Mar 2024, 10:34 WIB

Memang tidak mudah untuk bersikap sumeleh karena terlebih dahulu harus melepaskan keakuan diri, membuang jauh sikap memaksakan kehendak pribadi.

Harus berani mengatakan tidak kepada diri sendiri. Berani pula mengatakan tidak untuk hal  hal yang kita sukai.

Itulah sebabnya untuk menjadi sumeleh dibutuhkan sikap sareh kesabaran dan ketenangan batin menyikapi keadaan.

Dengan bersikap sumeleh dan sareh membuat hidup lebih tenang karena dengan penuh kesadaran telah melepaskan diri dari gejolak hawa nafsu. Tak ingin lagi jadi budaknya hawa nafsu. Setidaknya berusaha mengekang hawa nafsu, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom Kopi Pagi di media ini.

Sejatinya nafsu tidak selamanya terkait dengan hal  hal yang buruk. Mengingat, menurut telaah para ahli tasawuf, nafsu memiliki tingkatan dari yang terburuk hingga yang terbaik.Tapi, dalam konteks tulisan di kolom ini, membatasi hawa nafsu terkait hal buruk, seperti sering kita saksikan dan acap menjadi bahasan dalam kehidupan sehari  hari.

Hal buruk dimaksud, tak hanya sifat serakah yang memicu embrio korupsi, juga sifat mau menang sendiri, benar sendiri, sombong dan tinggi hati karena telah meraih kemenangan dan kesuksesan.

Dalam cakupan yang lebih luas lagi adalah perbuatan buruk lainnya yang tidak saja melanggar norma hukum, dan agama, juga etika dan adat budaya bangsa.

Di era sekarang ini, dalam momen Ramadan, pasca pemilu, semakin dibutuhkan kemampuan pengendalian diri terhadap hal-hal buruk seperti disebutkan tadi.

Meremehkan dan merendahkan orang lain, sementara menganggap dirinya paling baik, paling unggul, paling hebat , paling segalanya, memperlihatkan belum adanya niat pengendalian diri.

Menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalan, mencerminkan belum adanya upaya mawas diri atas kegagalan diri sendiri.

Selama masih terus menghakimi orang lain, mencari  cari aib dan kesalahan orang lain, tapi lupa atas aib diri sendiri, cermin masih rendahnya kemampuan mengontrol diri terhadap hawa nafsu. Pertanda belum adanya sikap sareh lan sumeleh. (Azisoko)

Berita Terkait

Kopi Pagi Harmoko: Buah Rekonsiliasi

Senin 18 Mar 2024, 11:36 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Budaya Berbagi

Kamis 28 Mar 2024, 11:05 WIB
undefined

Tak Cukup dengan Kata Maaf

Senin 15 Apr 2024, 09:06 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Adil dan Beradab

Kamis 18 Apr 2024, 06:47 WIB
undefined

News Update