ADVERTISEMENT

Kenaikan Harga Pangan ‘Nodai’ Ramadan

Rabu, 13 Maret 2024 05:14 WIB

Share
Harga bahan pokok naik di awal Ramadhan 2024. (ist)
Harga bahan pokok naik di awal Ramadhan 2024. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

RAMADAN bulan yang suci dan dinantikan umat Muslim, karena banyak keberkatan di dalamnnya. Namun, bersamaan dengan datangnya bulan Ramadan yang setahun sekali ini, lonjakan harga pangan pun kerap mengikuti hingga membuat masyarakat terlebih emak-emak ikut dibuat pusing dengan kebersamaan momen tersebut.

Tak hanya itu, kenaikan sejumlah bahan pokok di pasar tersebut bahkan biasanya terjadi hingga menjelang lebaran Idul Fitri.

Berdasarkan sejumlah pedagang di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat kenaikan harga bahan pangan tersebut bahkan terjadi seminggu sebelum bulan Ramadan. Beberapa komoditis alami kenaikan seperti, cabai dengan berbagai jenis, beras, telur dan bawang.

Diketahui, untuk harga cabai baik itu cabai rawit, merah, ataupun keriting tembus Rp80.000 per kilogram dari sebelumnya sekitar Rp50.000 per kilogram. Kenaikan itu terjadi seminggu sebelum Ramadhan.

Kenaikan juga terjadi pada beras dan telur, beras naik menjadi Rp14.500-19.500 per liter tergantung jenis berasnya, sedangkan telur menjadi Rp32.000 per kilogram dari yang sebelumnya Rp28.000 per kilogram.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional pada Selasa (12/3), harga beras premium mencapai Rp16.280 per liter, beras medium 14.320 per liter, bawang merah 37.940 per kilogram, bawang putih bonggol 40.280 per kilogram, cabai merah keriting Rp79.680 per kilogram, cabai rawit merah Rp79.960 per kilogram, telur ayam Rp31.490 per kilogram.

Berdasarkan pedagang, merangkaknya harga-harga bahan pangan saat Ramadan dikarenakan tingginya permintaan dari masyarakat. Kemudian juga, terjadinya kelangkaan harga pangan untuk ayam hingga berdampak pada mahalnya harga telur di pasaran.

Melonjaknya harga-harga pangan pada awal Ramadan ini memang bukan kali pertama, melainkan hampir setiap moment atau tahun kenaikan selalu terjadi. Alih-alih penanganan, pemerintah hanya mengandalkan operasi pasar murah dimana-mana dengan harapan dapat meringankan beban masyarakat.

Tak hanya itu, pemerintah pun membatasi pembelian dalam kegiatan operasi pasar murah. Tak sedikit, masyakat tidak mendapatkan bahkan telah mengantri hingga berjam-jam.

Pengendalian terhadap harga-harga bahan pangan yang dilakukan pemerintah pun dipertanyakan, mengingat kenaikan kerap terjadi tiap tahun. Kekhusyukan warga untuk beribadah di bulan Ramadan pun seakan ternodai, karena sudah barang tentu pikiran tak karuan bila harga-harga sejumlah kebutuhan melonjak. (*)

ADVERTISEMENT

Reporter: Aminudin As
Editor: Aminudin As
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT