JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Faktor tekanan hidup menjadi salah satu pemicu satu keluarga terdiri dari ibu, ayah, dan dua anaknya, terjun bebas dari lantai 22 apartemen di Penjaringan, Jakata Utara.
Keempat korban meregang nyawa setelah terjun bebas dari lantai atas apartemen tersebut.
Pakar Psikolog Muhammad Iqbal mengatakan, tekanan hidup yang dialami satu keluarga tersebut tidak bisa ditampung. Alhasil kedua orang tua akhirnya memilih jalan pintas dengan cara mengakhiri hidupnya.
"Soal masalah lingkungan sosial, beban ekonomi, hutang, pinjaman online, nah kita gak tau nih yang terjadi pada keluarga ini apa. Tapi secara umum saya melihat bahwa soal tekanan, harga diri, nama baik, atau berhubungan dengan keyakinan," kata Iqbal dihubungi, Senin, 11 Maret 2024.
Iqbal menjelaskan, tekanan yang akhirnya membuat satu keluarga tersebut memilih bunuh diri salah satu faktornya dikarenakan tidak mendapat pendampingan psikologis.
Dalam dunia psikologis, lanjutnya, seseorang bisa dibantu menyelesaikan masalah hidup mereka dengan cara diberikan semacam treatment, dalam hal ini orang tersebut terbuka untuk menceritakan apa yang dialami.
Nantinya mereka akan diberikan pendampinan dan bimbingan atas masalah hidup yang dialami usai bercerita.
"Namun sayangnya akses layanan ini yang gak mudah, gak ada, karena kan kalau ke Piskolog pasti mahal," paparnya.
Iqbal menambahkan seharusnya masyarakat dengan mudah mendapatkan layanan psikologis dengan mudah tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal. Menurutnya hal itu akan efektif mengurangi angka bunuh diri.
"Tapi kalau ada layanan hotline 24 jam ini bisa membantu mereka. Selama ini kan gak ada, harus ke rumah sakit dulu, antre," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Satu keluarga terdiri dari empat orang tewas setelah melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu sore, 9 Maret 2024.