ADVERTISEMENT

Psikolog Sebut Tekanan Ekonomi Jadi Pemicu Satu Keluarga Terjun dari Apartemen

Senin, 11 Maret 2024 13:05 WIB

Share
Ilustrasi lompat dari apartemen. (foto: ilustrasi/ist)
Ilustrasi lompat dari apartemen. (foto: ilustrasi/ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Faktor tekanan hidup menjadi salah satu pemicu satu keluarga terdiri dari ibu, ayah, dan dua anaknya, terjun bebas dari lantai 22 apartemen di Penjaringan, Jakata Utara.

Keempat korban meregang nyawa setelah terjun bebas dari lantai atas apartemen tersebut. 

Pakar Psikolog Muhammad Iqbal mengatakan, tekanan hidup yang dialami satu keluarga tersebut tidak bisa ditampung. Alhasil kedua orang tua akhirnya memilih jalan pintas dengan cara mengakhiri hidupnya.

"Soal masalah lingkungan sosial, beban ekonomi, hutang, pinjaman online, nah kita gak tau nih yang terjadi pada keluarga ini apa. Tapi secara umum saya melihat bahwa soal tekanan, harga diri, nama baik, atau berhubungan dengan keyakinan," kata Iqbal dihubungi, Senin, 11 Maret 2024.

Iqbal menjelaskan, tekanan yang akhirnya membuat satu keluarga tersebut memilih bunuh diri salah satu faktornya dikarenakan tidak mendapat pendampingan psikologis.

Dalam dunia psikologis, lanjutnya, seseorang bisa dibantu menyelesaikan masalah hidup mereka dengan cara diberikan semacam treatment, dalam hal ini orang tersebut terbuka untuk menceritakan apa yang dialami.

Nantinya mereka akan diberikan pendampinan dan bimbingan atas masalah hidup yang dialami usai bercerita.

"Namun sayangnya akses layanan ini yang gak mudah, gak ada, karena kan kalau ke Piskolog pasti mahal," paparnya.

Iqbal menambahkan seharusnya masyarakat dengan mudah mendapatkan layanan psikologis dengan mudah tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal. Menurutnya hal itu akan efektif mengurangi angka bunuh diri.

"Tapi kalau ada layanan hotline 24 jam ini bisa membantu mereka. Selama ini kan gak ada, harus ke rumah sakit dulu, antre," pungkasnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT