JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh menyalahkan Israel karena terhentinya perundingan gencatan senjata dan menolak Hamas untuk mengakhiri gencatan senjata, Minggu (10/3/2024).
Kendati demikian, melansir Reuters, Senin (11/3/2024), Hamas mengatakan bahwa pihaknya masih terus mencari solusi untuk negoisasi.
Lalu, Haniyeh menyebutkan, Israel belum memberikan komitmen untuk mengakhiri serangan militer atau menarik mudur pasukannya, serta mengizinkan pengungsi Palestina untuk kembali ke rumahnya di Jalur Gaza.
"Kami tidak menginginkan kesepakatan yang tidak mengakhiri perang di Gaza," kata Haniyeh dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi, satu hari sebelum bulan suci Ramadan dimulai.
"Musuh masih menolak untuk memberikan jaminan dan komitmen yang jelas mengenai masalah gencatan senjata dan menghentikan perang agresif terhadap rakyat kami," lanjutnya.
Kemudian, Haniyeh menyuarakan bahwa kelompoknya masih terus memperjuangkan dan membela warga Palestina.
"Hari ini, jika kami menerima posisi yang jelas dari para mediator, kami siap untuk melanjutkan dengan menyelesaikan kesepakatan dan menunjukkan fleksibilitas dalam masalah pertukaran tawanan," kata Haniyeh pada Minggu.
Hamas, kata dia, terbuka untuk membentuk pemerintahan persatuan dengan gerakan Fatah yang merupakan saingan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan faksi-faksi lainnya.
Ia mengatakan, langkah-langkah menuju tujuan tersebut dapat mencakup pemilihan Dewan Nasional Palestina dan membentuk pemerintahan konsensus nasional sementara dengan tugas-tugas khusus sampai pemilihan legislatif dan presiden diadakan.