Jelang Ramadan, Perajin Kolang-kaling di Lebak Kebanjiran Pesanan

Minggu 10 Mar 2024, 21:21 WIB
Sejumlah warga di Lebak saat mengolah buah kolang-kaling. (Foto: Ist)

Sejumlah warga di Lebak saat mengolah buah kolang-kaling. (Foto: Ist)

LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Mendekati Bulan Ramadan 1445 H, perajin kolang-kaling di Kampung Rancawiru, Desa Sukamekarsari, Kecamatan Kalanganyar, Lebak mulai kebanjiran pesanan.

Bahkan bukan hanya pesanan dari konsumen yang berada di wilayah Lebak saja, akan tetapi tidak sedikit pengrajin kolang-kaling tersebut menerima pesanan dari Djabodetabek.

Salah seorang pengrajin kolang-kaling di Desa Sukamekarsar, Lebak, Gege mengungkapkan, aktivitas mengolah buah kolang-kaling memang sudah menjadi kebiasaan  warga di Sukamekarsari setiap tahunnya.

Pasalnya, lanjut dia, permintaan buah kolang-kaling setiap Bulan Ramadhan selalu tinggi, sehingga ia menekuni aktivitas itu setiap bulan puasa.

"Pengolahan buah kolang-kaling ini sudah menjadi aktivitas tahunan setiap Ramadhan. Sekarang ini saja pesanan sudah banyak, jadi kami mengolah buah kolang-kaling ini sejak awal," ungkapnya, Minggu, 10 Maret 2024.

Gege mengatakan, mayoritas warga di wilayahnya menjadi pengrajin kolang-kaling, bahkan Desa Sukamekarsari sudah dikenal masyarakat lebak sebagai pusatnya kolang-kaling.

"Jadi setiap tahun sebagian besar warga di sini memiliki aktivitas mengolah kolang-kaling, hasilnya nanti dijual di pasaran. Apalagi saat Ramadhan, buah dari pohon Enau ini cukup banyak peminatnya," katanya.

"Makanya setiap Bulan Ramadhan kami selalu mengolah buah kolang-kaling," sambung Gege.

Sekarang ini saja, lanjut dia, sudah banyak konsumen yang datang ke tempatnya untuk memesan buah kolang-kaling ini untuk persiapan Bulan Ramadhan.

"Bukan hanya warga sekitar Lebak saja. Tapi dari luar daerah juga banyak, mulai dari Serang, Rangkasbitung bahkan dari Jakarta juga banyak," ujarnya.

Ia menjelaskan, buah kolang-kaling ini merupakan buah dari pohon enau atau aren. Biasanya ia mendapatkan buah kolang-kaling mentahan itu dari daerah Ona.

"Jadi kami ngambil buah ini dari daerah Ona. Di sini kami olah dengan cara di rebus kemudian dikupas diambil bijinya, setelah itu dipasarkan," jelasnya.

Buah kolang-kaling ini hanya banyak didapat saat Bulan Ramadhan saja, meski bulan-bulan biasa juga ada, tapi hanya sedikit saja dan jarang banyak ditemukan di pasaran.

"Bukan hanya itu saja, jika bukan di Bulan Ramadhan permintaan oun sedikit. Karena buah ini merupakan buah khas Ramadhan yang biasa disajikan untuk berbuka puasa," tambahnya.

Dalam sehari, ia mampu mengolah buah kolang-kaling sekitar 1 sampai 2 kuintal. Harga jualnya kolang-kaling yang siap saji itu sebesar Rp10 ribu perkilo.

"Memang sekarang ini tidak mudah juga untuk mendapatkan buah kolang-kaling mentahannya. Karena sudah banyak pohon aren yang ditebang oleh pemiliknya, bahkan kami harus ke luar daerah mencarinya," tuturnya.

Biasanya, kata dia, buah kolang-kaling ini dijadikan kolak, es campur, manisan serta bisa dijadikan berbagai olahan makanan lainnya untuk berbuka puasa.

"Sebagian banyak warga merasa tidak lengkap jika saat berbuka puasa tidak ada sajian makanan dari buah kolang-kaling. Apalagi buah kolang-kaling dari sini yang kualitasnya bagu, jadi konsumen banyak yang sudah memesan kepada kami," bebernya. (samsul fatoni).

Berita Terkait

News Update