Komando Pusat AS: Meningkatnya Kekerasan di Timur Tengah Jadi Ancaman untuk Amerika

Jumat 08 Mar 2024, 14:51 WIB
Respon AS Soal Meningkatnya Kekerasan di Timur Tengah (ist)

Respon AS Soal Meningkatnya Kekerasan di Timur Tengah (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kepala Komando Pusat Amerika Serikat (AS) Erik Kurilla mengatakan, meledaknya kekerasan di Timur Tengah yang dipicu Iran dan serangan ekstremis di Afghanistan merupan ancaman bagi AS, Kamis (7/3/2024). 

“Afiliasi kelompok ISIS Khorasan di Afghanistan dan Suriah memiliki kemampuan dan kemauan untuk menyerang dan dapat menyerang hanya dalam waktu enam bulan dan dengan sedikit atau tanpa peringatan,” kata Kurila dalam kesaksiannya di depan Komite Angkatan Bersenjata Senat, dikutip dari AP News, Jumat (8/3/2024). 

“Serangan seperti itu akan lebih mungkin terjadi terhadap AS dan sekutu-sekutunya di Eropa, dan akan membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk menyerang wilayah AS,” lanjutnya.

Kemudian, ia memaparkan tentang kekerasan di kawasan Timur Tengah setelah serangan 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 orang lainnya. 

Menurutnya, serangan itu memicu serangan baru oleh kelompok militan yang didukung Iran di Yaman, Lebanon, Irak dan Suriah yang mengancam lalu lintas maritim di Laut Merah dan Teluk Aden, serta menargetkan pangkalan dan pasukan AS di seluruh wilayah tersebut.

“Peristiwa yang terjadi pada tanggal 7 Oktober tidak hanya mengubah Israel dan Gaza secara permanen – tetapi juga menciptakan kondisi bagi aktor-aktor jahat untuk menabur ketidakstabilan di seluruh kawasan dan sekitarnya,” kata Kurilla.

Ketika ditanya oleh Senator Kevin Cramer,tentang pengawasan militer AS di Afghanistan, Kurilla mengakui bahwa AS harus mengalihkan aset intelijen dan pengintaian dari wilayah tersebut ke Irak, Suriah, dan Yaman untuk lebih melindungi pasukan dan kapal yang diserang.

Kurilla mengatakan, pemberontak Houthi Yaman, yang hampir setiap hari memyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden, tidak terpengaruh oleh pembalasan Amerika dan sekutu. 

Namun, kata dia, milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah telah berhasil dihalangi sejak sebulan sejak terakhir kali mereka melancarkan serangan.

“Iran mengeksploitasi apa yang mereka lihat sebagai peluang yang hanya terjadi sekali dalam satu generasi untuk membentuk kembali Timur Tengah demi keuntungan mereka,” ujar Kurilla.

Kemudian, Kurilla mengaku bahwa menghalangi Iran memerlukan lebih dari sekadar solusi militer. Ia mengatakam, dirinya dapat memberikan rincian lebih lanjut dalam sesi tertutup.

Berita Terkait

News Update