Obrolan Warteg: Lihat Isi Saran, Bukan Yang Kasih Saran

Kamis 07 Mar 2024, 05:02 WIB

Dalam merespons aspirasi publik hendaknya tidak melihat siapa yang menyampaikan saran, tetapi lihat isi pesan yang disampaikan.

Ini hendaknya berlaku kepada semua orang, lebih-lebih elite politik dan kalangan pejabat. Jika ingin menjadi pejabat yang merakyat.

“ Namun fakta sulit terbantahkan, ada kecenderungan, dari sementara orang, lebih tertarik kepada siapa yang mengirim pesan, ketimbang mencermati isi pesan yang disampaikan,” kata Heri membuka obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Sementara orang itu termasuk teman kita juga ya?,” ujar Yudi.

“Sesama teman nggak boleh saling sindir, lebih baik terus terang memberi saran. Sindiran yang tepat waktu dan sasaran, bisa mendatangkan perselisihan,” kata Heri.

“Saya nggak tersinggung kok, memang begitu adanya. Saya lebih cepat merespons isi pesan dari istri atau anak, tentu lebih urgen, ketimbang postingan  yang kadang abal – abal di media sosial,” jelas mas Bro.

“Nah nggak salah kan?,” kata Yudi.

“Tetapi dalam konteks menyerap aspirasi rakyat, seorang pejabat jangan melulu melihat siapa yang memberi saran dan masukan. Jangan karena yang memberi saran orang penting, langsung ditindaklanjuti. Giliran rakyat kecil, tidak punya

kuasa, diabaikan begitu saja,” timpa mas Bro.

“Itu namanya diskriminasi dalam merespons aspirasi. Padahal aspirasi rakyat nyata adanya, misalnya lampu PJU yang padam, jalanan rusak, genangan air dan masih banyak lagi seperti “Aspirasi Warga” di kolom poskota,” kata Heri.

“Bukan hanya nyata, tetapi perlu penanganan segera. Jika tidak, dapat mengganggu aktivitas masyarakat. Jalanan yang gelap, tanpa PJU, dapat mendatangkan gangguan keamanan,” ujar mas Bro.

“Kalau itu  saya setuju. Jangan karena soal jalan berlubang , lampu PJU padam, lantas disepelekan padahal dampaknya cukup luas bagi kehidupan masyarakat sekitar,” kata Yudi.

“Ngomong –ngomong soal PJU ( Penerangan Jalan Umum), warga sedikit banyak ikut kontribusi loh. Kan ada pajak PJU yang masuk pemda setempat,” kata Heri.

“Kembali ke soal saran dan kritikan, hendaknya jangan melihat siapa yag memberi kritikan, tetapi cermati isi kritikan,” ujar mas Bro. (joko lestari).

Berita Terkait

News Update