JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wanita lanjut usia (lansia) asal Depok, Luluh (67) masih terlihat semangat untuk turun ke jalan menyuarakan aspirasi di depan gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).
Tak sendiri, Omah Luluh datang ke gedung DPR/MPR RI bersama teman sebayanya yang tak lain emak-emak, untuk menuntut keadilan. Selain terkait harga pangan yang semakin tinggi, Omah Luluh menilai pemilu 2024 banyak terjadi kecurangan sehingga dirinya terpaksa turun ke jalan.
Yang Omah Luluh rasakan, saat ini harga pangan seperti beras yang melambung tinggi membuat dirinya resah. Dirinya lalu membandingkan saat masih zaman orde baru.
"Kalau dulu kan harga-harga murah, semua murah, kalau sekarang semua mahal. Beras aja udah Rp 18b ribu," katanya di lokasi, Jumat.
Omah Luluh juga menyoroti terkait proses pemilu yang dinilai banyak kecurangan. Yang paling terlihat dalam kecurangan pemilu 2024 yakni terkait putusan MK soal batasan usia Capres Cawapres.
"Soal putusan MK itu yang perlu jelas kelihatan (indikasi kecurangan pemilu)," paparnya.
Disisi lain, Omah Luluh berharap siapapun yang terpilih menjadi Presiden, dia yang pro rakyat. Pemimpin yang mampu menjaga stabilitas politik dan tidak arogan dengan memanfaatkan kekuasaan.
"Supaya masyarakatnya semua menyatu, tidak terpecah belah," tukas Omah Luluh.
Pantauan di lokasi, ratusan massa aksi dari buruh hingga mahasiswa tumpah ruah di depan gedung DPR/MPR RI. Bahkan emak-emak ikut mengikuti unras.
Tampak petugas kepolisian melakukan penjagaan ketat di lokasi dengan membuat barikade di dua sisi.
Pasalnya di depan gedung DPR/MPR RI ada dua unras yang dilakukan yakni massa yang pro pemilu curang dan kontra dengan pemilu curang.
Arus lalu lintas mengarah ke DPR/MPR RI tampak ditutup. Sehingga lalin mengarah ke DPR/MPR dialihkan.
Ratusan massa pro pemilu curang menuntut keadilan salah satunya mendukung hak angket yang tengah didorong.
Orator aksi menyampaikan bahwa bahwa tuntutan dalam unras yang digelar hari ini menuntut untuk memakzulkan Presiden Joko Widodo.
"Perjuangan kita di sini tidak peduli siapapun Presidennya baik dari 01, 02, 03, karena itu akan menjadi musuh rakyat jika kebijakannya tidak pro kepada rakyat," kata orator aksi.
"Kita tidak peduli siapa yang menang, tapi kita peduli terhadap pemilu yang adil, jujur," sambung orator.
Massa pro pemilu curang menilai bahwa kecurangan pemilu sudah terlihat. Apalagi terkait putusan MK soal Gibran Rakabuming yang langgeng begitu saja menjadi Cawapres.
"Kecurangan pemilu sudah dimulai jauh dari sebelum pemilu. Dengan apa? Putusan MK Nomor 20. Itu lah proyek-proyek kecurangan. Setelah itu kecurangan dilakukan dengan Bansos. Artinya pemerintah menggelontorkan bansos untuk memenangkan salah satu paslon," ucap orator.
Sementara perwakilan mahasiswa di atas mobil komando menyampaikan bahwa unras kali ini dilakukan menuntut Presiden Joko Widodo dimakzulkan.
Pasalnya Jokowi dinilai menjadi sumber masalah dalam indikasi kecurangan pemilu 2024 ini.
"Kami akan turun bersama buruh untuk memakzulkan Jokowi. Hidup rakyat Indonesia!!," teriak perwakilan mahasiswa. (Pandi)