BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Penurunan Omzet imbas melonjaknya harga beras kini dirasakan oleh para pedagang di Kota Bekasi.
Satu diantara pedagang beras di Pasar Kranji, yaitu Ismail mengatakan, penurunan omzet turun hingga 50 persen.
"Turun 50 persen lah, dari dulu 20 juta sekarang jadi 10 juta," kata Ismail kepada wartawan, Jum'at (1/3/2024).
Ia menyebut harga beras memang mulai berangsur turun, namun penurunan ini terjadi baru sepekan lalu.
"Cuma 0,05 persen turunnya. Terakhir belanja seminggu lalu itu," ungkapnya.
Penurunan harga memang belum berdampak signifikan dengan pendapatannya, karena masyarakat sangat terdampak kenaikan sejak beberapa bulan terakhir.
Ismail mengatakan, untuk satu karung beras jenis Bulog hanya turun sedikit.
"Kalau lokal turunnya dikit doang paling Rp10.000 - Rp20.000. Premium lokal dari Rp800.000/karung sekarang Rp785.000/ karung," ungkapnya.
Ia belum memastikan dapat menurunkan harga beras secara normal.
"Turun Rp15 ribu per karung, gimana mau turunin harga," tutupnya.
Pedagang beras lainnya, yaitu Rahma mengaku terpukul akan kenaikan harga beras saat ini.
"Ada (penurunan) 50 persen, turun banget, enggak tahu gimana ini, dagangnya sudah hancur-hancur banget, naiknya parah," keluh Rahma.
Harga beras menurutnya saat ini turun, namun hanya untuk jenis Bulog. Dirinya menjelaskan, beras termurah per liter yang dijual seharga Rp12 ribu.
"Kalau 2024 ini belum ada yang Rp 9.000, adanya Rp12.000. Sekarang Rp12.000 ada sudah lumayan," ungkapnya.
Situasi tersebut tak jarang buat dirinya dikomplain para pembeli.
"Kita mau ngomong apa kalau dari sananya sudah mahal. Sudah jadinya tahanin saja dimarahin sama pelanggan, kita yang namanya jualan harus sabar dari sananya sudah naikin ya mau gimana," pungkasnya. (Ihsan Fahmi).