BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Maraknya tawuran di Kabupaten Bekasi harus disikapi dengan tegas hingga memberikan tindakan yang terukur agar para pelaku kriminalitas jera.
Fenomena aksi tawuran di Kabupaten Bekasi kian meresahkan, teranyar terdapat satu orang remaja tewas dan satu orang lainnya luka-luka usai bentrok di kawasan Grand Wisata, Tambun, Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu.
Pola perilaku yang tidak ramah dalam bersosialisasi lambat laun akan berpotensi menimbulkan kejahatan.
Muhammad Nuh yang merupakan anggota dari Fraksi Partai PKS tersebut mengatakan, perlu adanya kesadaran bagi semua pihak untuk menekan aksi kriminalitas.
"Di kepolisian ada intelijen, yang mestinya ketika ada kumpulan gerombolan remaja yang membuat keonaran, mestinya sudah terdeteksi sejak awal," ucap M. Nuh, Rabu (28/2/2024).
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi ini menilai aksi tawuran bukanlah kenakalan remaja. Melainkan sudah masuk tindakan kriminalitas hingga dapat dipidanakan.
"Budaya keroyokan apalagi kerap buat onar, senjata tajam ini bukan lagi kenakalan remaja tapi ini kriminalitas," sambungnya.
Selain penegak hukum, slogan revolusi mental agaknya tidak seharum namanya, hal ini masih jauh dari kata berhasil.
Khususnya remaja seperti tertawan dengan budaya yang semakin terkikis dengan nilai arif bhineka tunggal Ika.
"Penyebabnya banyak, revolusi mental tidak terlalu mengakar dan tidak terlalu berhasil, padahal budaya kita ini ada mental dasar kita yang ramah, santun bekerja sama," jelasnya.
Meski demikian, pekerjaan ini tentu tidaklah mudah dan tidak elok untuk saling lempar tanggung jawab.