ADVERTISEMENT

Netanyahu: Gencatan Senjata Dapat Sedikit Menunda Serangan Militer Israel di Rafah

Senin, 26 Februari 2024 10:23 WIB

Share
Netanyahu: Gencatan Senjata Dapat Sedikit Menunda Serangan Militer Israel di Rafah (Foto: Unsplash)
Netanyahu: Gencatan Senjata Dapat Sedikit Menunda Serangan Militer Israel di Rafah (Foto: Unsplash)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Perdana Menteri Israel Banjamin Netanyahu mengatakan, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dapat sedikit menunda pasukan militer Israel di Rafah, Palestina, Minggu (25/2/2024).

Melansir The Associated Press (AP) News, Senin (26/2/2024), Netanyahu menyatakan bahwa kemenangan total Israel di wilayah tersebut akan terjadi dalam beberapa minggu setelah serangan dimulai. Ia juga mengatakan, proses kesepakatan gencatan senjata sedang dalam proses. 

Kemudian, seorang pejabat Mesir mengatakan bahwa diskusi akan dilanjutkan di Mesir dengan tujuan mencapai gencatan senjata dan pembebasan puluhan sandera yang ditahan di Gaza dan Israel.

Sementara itu, Israel hampir menyetujui rencana untuk memperluas seranannya terhadap Hamas ke perbatasan Gaza-Mesir yakni Rafah, yang merupakan pintu masuk utama bantuan ke Gaza. Amerika Serikat (AS) mengatakan, Israel harus menghindari korban warga sipil.

Netanyahu mengatakan ia akan mengadakan rapat kabinet minggu ini untuk menyetujui rencana operasional yang mencakup evakuasi warga sipil ke tempat lain di Gaza.

"Begitu kami memulai operasi Rafah, fase pertempuran yang intens tinggal beberapa minggu lagi. Bukan berbulan-bulan," kata Netanyahu kepada CBS. 

"Jika kita tidak memiliki kesepakatan, kita akan tetap melakukannya," lanjutnya.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, Presiden AS Joe Biden belum diberi penjelasan tentang rencana Rafah.

"Kami percaya bahwa operasi ini tidak boleh dilanjutkan sampai atau kecuali kami melihat (rencana untuk melindungi warga sipil)," kata Sullivan.

Pada Senin pagi, kantor Netanyahu mengatakan bahwa tentara telah mempresentasikan rencana operasional untuk Rafah kepada Kabinet Perang serta rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari zona pertempuran. Namun, tidak ada informasi lebih lanjut.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rivera Jesica Souisa
Editor: Rivera Jesica Souisa
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT