ADVERTISEMENT

Lima Kali Menangkan Pilpres Secara Beruntun, Denny JA Sabet Penghargaan The Legend Award

Selasa, 20 Februari 2024 10:22 WIB

Share
Pendiri LSI, Denny JA meraih penghargaan The Legend Award dari LEPRID atas keberhasilannya ikut memenangkan presiden lima kali berturut-turut.(Istimewa)
Pendiri LSI, Denny JA meraih penghargaan The Legend Award dari LEPRID atas keberhasilannya ikut memenangkan presiden lima kali berturut-turut.(Istimewa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA menyabet penghargaan The Legend Award dari LEPRID di Jakarta pada Senin (19/2/2024).

Penghargaan tersebut diberikan LEPRID atas prestasi Denny JA memenangkan Pemilu presiden sebanyak lima kali berturut-turut pada 2004 hingga 2024.

Pihak LEPRID, Paulus Pangka menyatakan Denny JA sudah mencapai prestasi puncak yang tak pernah terjadi di dunia. Sebab, ia menjadi konsultan politik yang berhasil memenangkan presiden lima kali berturut-turut.

"Jika satu pemilu presiden terjadi setiap lima tahun, itu artinya Denny JA sudah malang melintang lebih dari dua puluh tahun dalam pemilu presiden dan selalu menang," kata Paulus, Senin (19/2/2024).

Denny JA mengatakan, di balik gagasan besar dalam kemampuannya memenangkan lima kali Pilpres, ada penggabungan politik masa kini.

“Ada gagasan yang jauh lebih besar. yaitu datangnya politik baru ke Indonesia. Politik 2.0. Itu gabungan dari politik demokrasi yang dikawinkan dengan ilmu pengetahuan," ucap Denny JA.

Ia mengatakan, politik baru ini membawa pesan kepada siapapun yang ingin menjadi pemimpin di era demokrasi. Apalagi jika ia ingin menjadi presiden.

"Pertama, pahami perilaku pemilih. Pahami demografi pemilih. Menangkan the heart and the mind of people. Dengarkan suara rakyat," tutur Denny JA.

Bukan hanya suara elit, pengusaha, aktivis, kelompok atau kepentingan. Tapi suara 204 juta pemilih dari Aceh sampai Papua perlu dimengerti.

Menurutnya, suara satu petani di Aceh sama dengan suara satu profesor di Jakarta. Suara satu buruh di Papua senilai dengan suara seorang aktivis di Jogjakarta.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Pandi Ramedhan
Editor: Febrian Hafizh Muchtamar
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT