TPN Ganjar-Mahfud Desak KPU Lakukan Audit Investigasi Sumber Kesalahan Input Data

Minggu 18 Feb 2024, 11:48 WIB
Ilustrasi KPU. (ist)

Ilustrasi KPU. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Deputi Kanal Media TPN Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI melibatkan pakar teknologi informasi independen untuk mengaudit investigasi dan  mengungkap sumber kesalahan input data (data entry) melalui aplikasi Sirekap KPU.

Sirekap atau Sistem Informasi Rekapitulasi adalah aplikasi yang dikembangkan KPU yang berfungsi mempublikasi hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Namun yang terjadi saat ini, ditemukan ada perbedaan konversi hasil penghitungan suara dan formulir di 2.325 TPS.

"Saya kira aplikasi Sirekap dan KPU online memiliki fungsi strategis untuk menghindari tuduhan-tuduhan kecurangan. Keberadaan sistem online ini, semua pihak bisa melakukan pengawasan hingga ke level mikro. Transparansi ini tidak boleh dihilangkan dan setiap stakeholders bisa melakukan verifikasi data," kata Karaniya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Padahal, Karaniya mengatakan teknologi yang digunakan Sirekap cukup canggih dengan Optical Mark Rocognition (OMR), dimana proses pengumpulan data dari dokumen dengan mengenali karakter pada kertas.

Selain itu, aplikasi Sirekap juga menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR) yang berkemampuan untuk mengkonversi data berupa gambar menjadi teks.

"Saya sangat terheran-heran bagaimana mungkin sebuah sistem yang dikembangkan oleh negara yang berkaitan dengan event yang sensitif bisa sedemikian ngaconya, dengan tingkat error yang tinggi. Ini yang harus kita telusuri secara serius ke depan. Apalagi, Ketua KPU sudah mengakui dan meminta maaf atas kekeliruan di 2.325 TPS," jelas  Karaniya.

Karaniya menegaskan, kekeliruan ini harus diselesaikan secara transparan dan independen, serta melibatkan pihak-pihak terkait dan ahli teknologi informasi.

Selain itu, menurut Karaniya, saat ini merupakan saat paling tepat bagi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk memanggil KPU guna mempertanggungjawabkan kekisruhan data ini.

"Kami mendesak KPU lakukan audit investigasi dari pihak independen. Kemudian, satu hal yang sangat mudah ditunjuk, yaitu kita memiliki DPR, khususnya komisi yang berkepentingan dan seyogyanya memanggil komisioner KPU," kata dia. (Pandi)

Berita Terkait

News Update